Tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB, Presiden langsung menyapa para pedagang yang ada di sisi luar pasar. Saat masuk di area dalam pasar, masyarakat yang sudah menunggu langsung berebut untuk mendekat.
Ganjar yang mendampingi di belakangnya pun tak lepas dari perhatian. Siswa SD yang berdiri di sekitar lapak, langsung memanggil Ganjar dengan antusias.
“Pak, Pak Ganjar salim Pak,” teriak anak-anak.
Pun demikian dengan para emak. Mereka histeris dan tak menyangka orang nomor satu di Indonesia dan di Jawa Tengah datang ke pasar siang itu. Di sana, baik Ganjar maupun Jokowi tampak berbincang mengenai harga komoditas pangan.
“Beras karo minyake mundak ora regane?,” tanya Ganjar kepada sejumlah pedagang.
“Naik turun Pak. Cabe rawitnya Rp65 ribu. Kalau minyak curah yang eceran Rp14 ribuan,” kata seorang pedagang.
Pasar Petanahan jadi titik terakhir kunjungan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Kebumen. Sebelumnya, Presiden didampingi Ganjar mengikuti panen raya padi di Desa Lajer dan Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan.
“Pak Presiden selalu memberikan checking ya terhadap harga-harga kebutuhan pokok yang ada di pasar,” kata Ganjar usai melepas Presiden Jokowi ke Solo.
Ganjar mengatakan, Presiden menunjukkan perhatiannya kepada rakyat khususnya para petani dan pedagang. Terbukti saat panen raya, Presiden mendiskusikan skema penentuan harga yang paling menguntungkan bagi petani dan masyarakat.
“Tadi ketemu dengan warga masyarakat yang ada di pasar untuk memastikan harga dan kebutuhan pokok terjamin dan stabil,” katanya.
Ganjar juga senang, karena antusias masyarakat sangat terlihat saat kedatangan Presiden Jokowi. Menurutnya, rakyat di Kebumen telah lama merindukan kehadiran Jokowi di tengah-tengah mereka.
“Wah luar biasa, antusiasme masyarakat menyambut seperti rindu karena agak jarang memang beliau ke sini maka hari ini agak terobati,” tandas Ganjar.