Banjarnegara, serayunews.com
Suwardi (40) pedagang gorengan di wilayah Banjarnegara ini menilai, saat ini ketersediaan minyak goreng curah di Banjarnegara masih cukup aman. Namun jika harus menggunakan aplikasi, hal ini cukup ribet.
“Kalau harus pakai aplikasi ribet dan menyulitkan. Untungnya di Banjarnegara masih ada yang tidak harus pakai aplikasi,” katanya.
Suwardi tiap harinya menghabiskan sekitar 8 sampai 10 liter migor curah. Ia mengaku selama ini membeli minyak goreng curah dari pasar modern yang ada di Banjarnegara. Di tempat tersebut, cukup menyerahkan copy KTP, sudah bisa mendapatkan 10 liter minyak goreng per hari dengan harga normal.
Meski sudah memiliki aplikasi PeduliLindungi dalam ponselnya, ia menilai cukup repot jika nantinya harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi setiap kali berbelanja migor curah. Untuk itu, Suwardi berharap penggunaan aplikasi tersebut tidak berlaku untuk pembelian migor curah.
Keluhan yang sama juga dialami oleh Fauziah (36). Ibu rumah tangga ini justru memilih minyak goreng kemasan, dibanding dengan minyak goreng curah. Dia tidak mau pusing dengan penggunaan aplikasi, saat membeli minyak goreng.
“Ribet, mending pakai yang kemasan, toh selisihnya juga nggak begitu jauh,” katanya.
Meski begitu, ia pun mengaku keberatan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam penjualan migor curah.
“Kita bisa lihat jika harus diterapkan, dari sisi pedagang tentu lebih repot. Sebab melayani pembeli saja sudah repot, apalagi kalau satu-satu harus pakai aplikasi, pasti akan tambah ribet,” ujarnya.
Terlebih, jika aplikasi tersebut penerapannya di pasar-pasar tradisional yang ada di daerah. Umumnya para pembeli di pasar tradisional berasal dari kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, tidak semua pembeli yang datang ke pasar tradisional itu memiliki ponsel Android.
Selain itu, banyak juga di antara pembeli yang berusia lanjut dan tidak paham menggunakan aplikasi tersebut. Bahkan, ada juga pembeli yang tidak bisa baca tulis.
“Tidak bermaksud merendahkan, tetapi itu yang terjadi di lapangan. Masih banyak warga kita yang belum memahami penggunaan ponsel Android. Ini tentu akan semakin menyulitkan masyarakat,” ujarnya.