Ia yang biasanya hadir langsung untuk membuka festival tahunan itu mengaku sudah rindu untuk kembali hadir di sana. Sebagai informasi, penyelenggaraan DCF yang ke-16 ini digelar secara hybrid.
“Terus terang saya pengin banget datang hari ini. Mudah-mudahan ada waktu nanti yang saya bisa ikut menikmati dari sekian hari yang mungkin saya bisa melihat ke sana,” kata Ganjar mengawali sambutannya.
Tak hanya dirinya, Ganjar menyebut saat ini sudah banyak masyarakat yang rindu dengan kesejukan suasana Dieng terutama kegiatan festival tahunan tersebut.
“Kalau kemudian kita bisa me-manage itu, siapa tahu pengelolaan pariwisatanya bisa lebih baik dan masyarakat kita edukasi agar mereka semua bisa hati-hati dan jaga prokes. Piknik tapi jaga prokes, dan dipastikan mereka bisa happy senang tapi ketat dengan prokes yang ada,” ujarnya.
Ganjar mengatakan, cara yang dilakukan saat ini sudah cukup bagus. Degan cara hybrid dan pembatasan peserta maka keamanan dan kenyamanan saat acara tetap terjaga.
“Kalau semua kita buka, kamu nanti ga disiplin ya kita takut juga kalau Covid-19 meledak lagi. Tapi dengan semakin banyak yang sudah divaksin, masyarakat makin bisa menjaga prokes sebenarnya bisa kok kita bikin,” kata Ganjar.
Ganjar berharap dengan penyesuaian ini, pariwisata di kawasan Dieng bisa mulai ditata dengan baik. Selain itu, ekonomi masyarakat sekitar Dieng juga menggelinding.
“Mudah-mudahan ini bisa lancar, ekonomi bisa menggelinding, masyarakat bisa tersenyum bahagia untuk bisa menghadiri acara Dieng Culture Festival. Buat semua jalankan pelaksanaannya dengan prokes, awas ya sampahnya jangan dibuang sembarangan,” tandas Ganjar.
Di sisi lain, panitia DCF memastikan pelaksanaan DCF masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni dengan pembatasan yang ketat. Yang boleh hadir hanyalah tamu undangan dengan jumlah terbatas. Masyarakat umum atau wisatawan bisa menyaksikan gelaran itu secara virtual. Protokol kesehatan masih jadi acuan pelaksanaan kegiatan mengingat masih dalam suasana pandemi Covid 19.