SERAYUNEWS- Menjelang Idul Fitri atau Lebaran, umat Islam di seluruh dunia merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.
Namun, tidak jarang di sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan, beberapa individu justru mengalami penurunan kesehatan atau bahkan sakit.
Dalam perspektif Islam, fenomena ini memiliki makna dan hikmah tersendiri.
Dalam ajaran Islam, sakit merupakan ujian dari Allah Swt. yang bertujuan menguji kesabaran dan keimanan hamba-Nya. Selain itu, sakit juga merupakan sarana penghapus dosa-dosa kecil.
Rasulullah saw. bersabda,
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesakitan, atau bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.”
Dengan demikian, sakit dapat menjadi penyucian diri sebelum menyambut hari kemenangan.
Selain sebagai ujian dan penghapus dosa, sakit di akhir Ramadan juga memiliki hikmah lain.
Saat sakit, individu cenderung lebih banyak beristighfar, berdoa, dan merenung. Hal ini menjadi kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Syekh Ali Jaber pernah menyampaikan bahwa sakit membawa tiga kabar gembira bagi umat Muslim.
Islam mengajarkan umatnya untuk menerima sakit dengan sabar dan syukur. Salah satu doa yang dapat Anda amalkan saat sakit adalah berikut.
“Ya Allah, sembuhkanlah badanku, Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku, Ya Allah, sembuhkanlah penglihatanku,Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran, Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain Engkau.”
Dengan memahami hikmah di balik sakit menjelang Lebaran, umat Islam dapat menerima ujian ini dengan lapang dada, meningkatkan kualitas ibadah, dan menyambut hari kemenangan dalam keadaan suci dan penuh berkah.***