SERAYUNEWS – Di antara banyaknya sejumlah titik lokasi pelaksanaan Salat Idulfitri 1445 Hijriahdi Kabupaten Banyumas, ada satu tempat yang menarik perhatian umat Muslim untuk menjadi pilihan dalam menjalankan ibadah seusai bulan suci Ramadan ini.
Takmir Masjid Bhayangkara berhasil menyediakan layanan Salat Id di Moro Mall Purwokerto pada Rabu (10/4/2024) pagi. Seperti kita ketahui, pusat perbelanjaan legendaris ini sudah resmi tidak melakukan operasionalnya beberapa waktu lalu.
Melalui pantauan tim serayunews.com, spanduk pengumuman Salat Idulfitri di Moro Purwokerto telah terpasang di depan bangunan sejak beberapa hari lalu, sekitar Sabtu (6/4/2024).
Tampak warga sekitar yang sudah mengetahui hal tersebut, berbondong-bondong memadati Moro Purwokerto sejak pukul 06.00 WIB.
Tak hanya masyarakat setempat saja, banyak jemaah dengan mengendarai roda dua maupun rode empat yang memenuhi parkiran berasal dari luar kelurahan Purwokerto Kulon.
Meskipun minim penerangan dengan hanya beberapa lampu saja, ribuan jemaah tetap khusyuk menunaikan Salat Id di Moro Purwokerto.
Bahkan, sinar matahari mulai membantu menerangi halaman Moro Purwokerto saat menjelang akhir rakaat kedua dan memasuki waktu khutbah yang khatib sampaikan. Jadi, suasana gelap dan sirkulasi udara yang kurang berangsur mereda.
Jejak kaki diiringi oleh lantunan takbir yang berkumandang dari subuh hingga terbit fajar terdengar. Tepat pukul 06.40 WIB, Ustaz Handoko Saputro, S.Pd. bertindak sebagai imam memulai salat Idulfitri.
Surah Al-A’la dan Al-Ghasyiyah mengiringi salat sebanyak dua rakaat dengan takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua di pusat retail dan grosir ini. Moro pertama kali grand opening pada 26 tahun silam atau tepatnya tanggal 17 Desember 1997.
Mengingat Seberapa Layakkah Merayakan Idulfitri
Selanjutnya, khatib di Salat Id, Ustaz Mintaraga Eman Surya Lc., Ma. memberikan sebuah amanah untuk mengingat seberapa layakkah kita orang Islam dalam merayakan Idulfitri tahun ini.
Idufitri banyak menjadi akhir ketaatan yang sudah umat Muslim jalankan selama hampir satu bulan penuh. Jadi, harus tetap konsisten dan jangan kembali menjadi sediakala dengan berkurangnya ibadah sebelum bulan Syawal ini.
Khatib mengibaratkan bagaikan metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Bisa jadi kita memiliki sifat seperti ulat, yakni sebelum Ramadan yang tidak peduli, hanya memikirkan diri sendiri.
Saat memasuki bulan Puasa seperti berubah menjadi kepompong, dia diam tapi hakikatnya di dalam bisa mengubah diri. Lalu, dia bertransformasi menjadi kupu-kupu karena menyenangkan dan tidak merusak lagi seperti ulat.
Sementara itu, terlihat beberapa rumput liar sudah menghiasi halaman Moro Purwokerto, tepatnya berada di area Parkir Mobil. Hal ini, karena setelah dinyatakan pailit dari putusan Pengadilan Negeri Niaga Semarang per tanggal 16 November 2023 dan diputus dengan segala hukumnya.
Sebelumnya Tim Kurator PT Bamas Satria Perkasa (pengelola Moro), Aan Rohaeni mengungkapkan alasannya. Tidak dapat bertahannya Moro ketika Pandemi Covid-19 karena ada sejumlah tunggakan yang tidak bisa di bayar.***