SERAYUNEWS – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap menggelar kegiatan bertajuk “Gerakan Menanam 10.000 Pohon”.
Aksi ini berlangsung di berbagai titik di Kabupaten Cilacap, termasuk di lingkungan kampus UNUGHA. Aksi ini juga sebagai simbol komitmen santri dalam menjaga dan melestarikan bumi.
Rektor UNUGHA Cilacap A. Luthfi Hamidi menjelaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Tetapi bentuk nyata peran santri sebagai penjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia.
“Santri sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di bumi) pasti punya tugas suci, yaitu melestarikan bumi ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, isu global tentang menurunnya ketersediaan oksigen akibat berkurangnya hutan menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi generasi masa kini.
“Keharmonisan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia kini berkurang. Maka, ini adalah ikhtiar kita untuk terus melestarikan bumi dan menghidupkan kembali tanah-tanah yang kekurangan unsur hara,” katanya.
Menurut Luthfi, santri masa kini tidak hanya wajib memahami ilmu agama, tetapi juga harus mampu menguasai ilmu ekonomi, sains, dan manajemen kehidupan modern.
“Sudah saatnya santri juga memiliki kehidupan ekonomi yang sukses dan kemampuan manajerial yang baik. Baru setelah itu kita bisa membuktikan bahwa santri mampu mengelola bangsa dengan sejahtera,” tuturnya.
Ia menambahkan, semangat santri harus terus hidup untuk menciptakan negeri yang sejahtera, damai, dan aman sentosa.
Wakil Ketua PCNU Cilacap Fatkhudin mengatakan bahwa peringatan Hari Santri harus menjadi momentum bagi santri untuk memperkuat peran dalam membangun bangsa.
“Santri perannya sangat strategis. Mereka bukan hanya mewarnai peradaban bangsa, tetapi juga mengawal moralitas. Persoalan yang sangat krusial hari ini adalah moralitas bangsa yang harus terus dijaga,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar santri tidak tertinggal dalam perkembangan zaman.
“Santri harus aktif dalam keilmuan, tidak tertinggal dari kelompok lain, serta memperkuat moralitas dan akhlak anak bangsa,” ujarnya.
Kegiatan penanaman 10.000 pohon ini diinisiasi oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Cilacap, dengan dukungan mahasiswa, dosen, dinas terkait, dan sejumlah stakeholder.
Salah satu pegiat lingkungan dari kelompok mahasiswa pecinta alam Ighopala, Nabila Afriyani, mengatakan bahwa penanaman dilakukan serentak di sejumlah titik di wilayah Cilacap.
“Penanaman 10.000 pohon ini tersebar di berbagai wilayah. Harapannya, gerakan ini bisa membantu mengembalikan kesuburan tanah dan memperbaiki keseimbangan alam,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, UNUGHA Cilacap ingin menegaskan bahwa santri tidak hanya menjadi penjaga nilai-nilai spiritual, tetapi juga pelestari kehidupan dan lingkungan.
Gerakan menanam pohon menjadi simbol bahwa santri memiliki tanggung jawab besar terhadap bumi, bangsa, dan agama.
Dengan semangat Hari Santri 2025, UNUGHA menanam harapan baru: agar setiap santri tumbuh menjadi pribadi yang peduli, berilmu, dan beraksi nyata bagi kelestarian bumi serta kesejahteraan umat.