Purbalingga, serayunews.com
Kepala Dinas Perhubungan Raditya Widayaka mengakui hal tersebut. Kerusakan tersebar merata hampir di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga. Setiap jalur ada satu atau dua titik yang rusak. Namun, setiap hari petugas juga keliling. Baik melakukan monitoring maupun perbaikan.
“Setiap hari kendaraan operasional perbaikan LPJU Dinhub Purbalingga partoli. Selain rutin juga mengecek laporan adanya kerusakan dan penanganan,” katanya, Rabu (12/1/2022).
Kerusakan lampu jalan disebabkan beberapa faktor, di antaranya karena jaringan yang sudah usang, atau juga karena alam. Musim penghujan ini, diklaim ikut memicu potensi adanya gangguan atau kerusakan.
“Potensi kerusakan lebih tinggi pada LPJU konvensional (non solar cell). Biasanya diakibatkan petir, air, pohon tumbang/menempel dikabel. Ditambah misalnya terjadi bencana alam di sekitar LPJU berada,” katanya.
Radit menjelaskan, setiap malam ada petugas piket yang rutin mengecek. Baik pengecekan rutin, maupun ada laporan masyarakat. Jika dipandang bisa diperbaiki keesokan harinya, maka akan kembali didatangi perbaikan esok hari.
“Tiap hari ada yang diperbaiki, laporan kerusakan yang masuk juga banyak, dan itu tersebar di berbagai wilayah,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa di setiap wilayah juga ada petugas. Sehingga saat rusak ada laporan. Kadang laporan juga masuk dari warga langsung. Kerusakan LPJU juga bisa karena korsleting. Maka petugas langsung memperbaiki sampai kembali menyala.
“Prinsip kami, jangan sampai ada LPJU rusak terbengkalai sampai berhari- hari tidak teratasi. Harus diperbaiki dan harus ketemu penyebabnya. Apalagi di lokasi rawan,” kata Radit.
Meski kerusakan LPJU belum bisa 100 persen tertangani, namun minimal ketika laporan kerusakan masuk, langsung ditangani pada hari yang sama. Misalnya di jalur penting dan rawan, kemudian di jalur yang dinilai ramai.