Cilacap, Serayunews.com-Sebanyak 75 orang wanita pekerja seks (WPS) yang bekerja di eks lokalisasi Slarang Kecamatan Kesugihan menjalani pemeriksaan kesehatan, Selasa (22/9/2020). Dari puluhan wanita tersebut, ada sembilan orang terindikasi positif HIV Aids.
Pemeriksaan digelar di balai pertemuan yang berada di eks lokalisasi Slarang. Pemeriksaan dilakukan oleh UPTD Puskesmas Kesugihan II bekerjasama dengan Global Fund serta Lembaga Penelitian Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH) Kabupaten Cilacap.
Kepala Puskesmas Kesugihan II Affif Meli Rahman mengatakan jika pemeriksaan yang dilakukan meliputi HIV dan juga infeksi menular seksual seperti sipilis.
“Dari 75 orang, hasilnya sekitar 9 orang positif, ada beberapa kasus lama dan ada yang baru, tapi mereka baru kali ini di cek, jadi positif baru,” ujarnya.
WPS yang diketahui positif ini, akan dipanggil ke Puskesmas, untuk diberikan konseling. Selanjutnya mereka akan diberikan obat anti retroviral (ARV).
Pemeriksaan kesehatan ini juga nantinya akan menjangkau ke lokasi lainnya, seperti di tempat karaoke, kos-kosan pekerja seks freelance dan lainnya.
Pemeriksaan ini didahului dengan adanya pendataan ke tempat yang berpotensi terjadi penularan HIV Aids.
Nawa Nugrahasiwi dari Koordinator Global Fund LPPSLH Wilayah Cilacap mengatakan jika VCT tersebut rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Akan tetapi karena adanya pandemi Covid-19, mundur beberapa bulan.
“Terakhir VCT pada Bulan November tahun 2019 lalu, dan baru dilakukan lagi sekarang, tentu dengan protokol kesehatan,” katanya.
Pemeriksaan VCT secara sukarela ini, kata dia diikuti oleh WPS yang berada di lingkungan Slarang, dan sekitar 25 orang merupakan WPS tidak langsung atau freelance. Mereka yang melakukan pemeriksaan juga sudah teredukasi HIV dan IMS.
“Kami sudah lakukan pemetaan, dan pemeriksaan kesehatan ini untuk mengetahui status HIV dan Infeksi Menular Seksual, jangan sampai mereka menularkan ke yang lain,” katanya.
Mereka yang diketahui positif atau memiliki penyakit IMS, maka akan segera diberikan pengobatan secara rutin. Akan tetapi, kata dia pihaknya tidak bisa memaksa yang berangkutan untuk berhenti bekerja.
“Mereka akan selalu kita pantau, jangan sampai lost follow up, karena di Cilacap banyak yang tidak terpantau, berdasarkan pengalaman kami, jika sudah menggunakan ARV maka tidak menularkan ke orang lain. Untuk itu kita pertahankan jangan sampai dampingan kita lost follow up,” katanya.