SERAYUNEWS- Sebuah tugu unik berbentuk biawak raksasa mendadak viral di berbagai platform media sosial.
Patung ini berdiri gagah di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang–Secang, atau Banjarnegara ke Wonosobo.
Lokasi tugu biawak ini tepatnya berada di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Tugu ini sukses membuat pengguna jalan salfok dan banyak yang mengira itu hewan sungguhan.
Namun, tahukah kamu apa nama resmi tugu ini dan siapa pencetus ide kreatifnya? Melansir berbagai sumber, berikut kami berikan penjelasan lengkapnya.
Tugu ini memiliki nama khas yang diambil dari bahasa Jawa, yaitu Tugu Krasak Menyawak. Istilah “menyawak” berasal dari kata “nyawak”, sebutan warga lokal untuk biawak.
Reptil ini memang sudah lama menjadi bagian dari ekosistem Sungai Serayu yang mengalir di kawasan tersebut.
Bukan sekadar julukan, nama ini juga menyimpan nilai sejarah dan kearifan lokal. Lokasinya pun tak jauh dari Jembatan Krasak yang dulunya akrab dengan sebutan Jembatan Menyawak. Karena sering terlihat kawanan biawak berjemur di sekitar aliran Sungai Serayu tersebut.
Siapa sosok di balik ide cemerlang ini? Jawabannya datang dari kalangan muda. Adalah Karang Taruna Desa Krasak yang menggagas pembangunan tugu ini.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, Ahmad Gunawan, mengonfirmasi bahwa ide ini memang lahir dari kepedulian pemuda setempat menghidupkan kembali identitas lokal.
Menariknya, eksekusi ide ini juga tidak sembarangan. Proses kreatif oleh seniman asli Wonosobo, Arianto yang sukses mewujudkan patung biawak dengan tingkat detail luar biasa.
Tekstur kulit, postur tubuh, hingga ekspresi patung membuatnya tampak seperti hewan hidup.
Meski hasilnya mengesankan dan viral secara nasional, pembangunan Tugu Krasak Menyawak ini ternyata hanya memakan biaya sekitar Rp50 juta. Dana ini berasal dari Dana Desa.
Dana tersebut mereka gunakan secara efisien dan transparan untuk membangun tugu setinggi 7 meter dan lebar 4 meter. Warganet ramai memuji penggunaan Dana Desa yang cerdas ini.
Terutama, jika dibandingkan dengan proyek tugu-tugu mahal di berbagai daerah lain yang justru menuai kontroversi. Karena desainnya tak relevan atau anggaran yang tidak masuk akal.
Sejak viral di media sosial, tugu ini menjadi spot foto populer. Banyak pengendara sengaja berhenti untuk berswafoto, bahkan beberapa mengira tugu tersebut adalah biawak asli karena tampilannya yang sangat realistis.
Namun lebih dari itu, Tugu Krasak Menyawak kini menjadi simbol kebanggaan warga Desa Krasak.
Ia tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga menjadi bukti bahwa dengan kreativitas dan niat tulus. Desa pun bisa menciptakan karya monumental yang berbicara ke tingkat nasional.
Tugu Krasak Menyawak bukan hanya karya seni biasa. Ia adalah bentuk nyata dari kolaborasi antara pemuda desa, seniman lokal, dan pemerintah setempat.
Dengan anggaran minimal, hasil maksimal, serta semangat lokal yang kuat, tugu ini layak jadi contoh sukses pembangunan desa berbasis budaya dan kreativitas.