Silaturahmi yang digelar oleh Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KA Unsoed) Priangan Timur, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 5 Februari 2022, terasa istimewa. Sebab acara yang digelar selepas maghrib itu dihadiri banyak tokoh penting.
Tasikmalaya, Serayunews.com
Hadir dalam acara itu Rektor Unsoed Purwokerto, Prof. Dr. Suwarto MS; Rektor Universitas Siliwangi, Prof. Dr. Ir. H. Rudy Priyadi, MS; Wakil Rektor Bidang Akademik Unsoed, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr.. Hadi juga Ketua Umum KA Unsoed, Astera Primanto Bakti; Wakil Ketua Umum KA Unsoed/Ketua Yayasan Yustisia Soedirman, Dr. Ma’ruf Cahyono, SH., MH; Ketua KA Unsoed Wilayah Priangan Timur, H. Amran Saefullah, SE. MM; dan Ketua Panitia, Dr. Yusup Suparman, SH.MH. Acara di Tasikmalaya itu juga dihadiri ratusan Anggota KA Unsoed lainnya yang berdomisil di Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar, dan daerah Priangan Timur lainnya.
Silaturahmi yang digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat itu dilakukan untuk menjalin silaturahmi, keakraban, sambung rasa, dan upaya sumbangsih KA Unsoed wilayah Priangan Timur pada khususnya dan KA Unsoed Pusat pada umumnya dalam pembangunan nasional.
Satu per satu dari Rektor hingga Ketua Umum KA Unsoed menyampaikan pemaparan tentang pentingnya silaturahmi serta visi dan misi ke depan dari alumni perguruan tinggi ternama yang berada di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, itu.
Dalam pemaparannya, Ma’ruf Cahyono merasa bersyukur bisa memenuhi undangan KA Unsoed Priangan Timur.
“Alhamdulillah bisa memenuhi undangan dari sahabat dan rekan-rekan alumni yang berdomisili di wilayah yang disebut Priangan Timur,” ujar pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal MPR ini.
Dia mengatakan, kegiatan KA Unsoed Priangan Timur perlu dicontoh oleh KA Unsoed daerah-daerah lainnya. Sebab, kegiatan tersebut sangat baik karena mempertemukan alumni.
Di hadapan alumni dari perguruan tinggi ternama yang berlokasi di Kota Purwokerto itu, Ma’ruf Cahyono menegaskan tentang menuju Indonesia Emas tahun 2045. Dia mengatakan, diharapkan para alumni meningkatkan kapasitas diri sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing.
“Bangsa ini membutuhkan insan dan sosok yang mampu membawa bangsa dan negara menjadi lebih baik,” ujarnya.
Untuk itu didorong para alumni menjadi agen perubahan, yakni insan dan sosok yang membawa perubahan masyarakat, bangsa, dan negara menuju kondisi yang lebih sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
“Masyarakat cerdas, makmur, maju, dan mandiri, serta mampu berperan dalam dunia global,” paparnya.
Pria asal Banyumas itu mengajak kepada peserta silaturahmi yang hadir untuk terus meningkatkan aktivitas keseharian sesuai dengan profesi masing-masing serta mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai bentuk kecintaannya terhadap almamater. Di tengah dinamika sosial dan politik yang tinggi, diharapkan alumni Unsoed mampu menjadi pelopor dan teladan yang baik dalam bersikap dan bertingkah laku.
Teladan yang dimaksud adalah agar alumni mampu menjadi agen perubahan. Salah satunya mengubah masyarakat yang cenderung mulai merenggang ikatan emosi dan sosialnya untuk kembali bersatu dan bersilatutahmi.
Hal demikian menurutnya penting sebab kerenggangan sosial masyarakat ini bila dibiarkan bisa menjadi pemicu disintegrasi bangsa dan lemahnya NKRI.
Dikatakan oleh pria yang masuk dalam 100 tokoh yang berpengaruh di Jawa Tengah itu, media sosial yang saat ini menjadi makanan sehari-hari masyarakat, didorong digunakan untuk kepentingan yang sifatnya lebih membangun.
“Sangat disayangkan bila media sosial yang ada saat ini digunakan untuk mencaci maki, membully, bahkan memfitnah,” ungkapnya.
Diharapkan alumni bisa mengelola media sosial yang mengedepankan persatuan, keramahan, saling menghargai, dan penuh rasa cinta serta kasih sayang sesamanya.
Pria yang saat ini menambah gelar Doktor di Program Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia itu menekankan hal yang demikian karena sangat sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Nilai-nilai bangsa Indonesia banyak, di antaranya adalah gotong royong.
“Gotong royong disebut nilai kebersamaan yang penuh makna, seperti dalam pepatah, berat sama dijinjing, ringan sama dipikul. Dengan gotong royong, masalah dan beban yang ada, baik berat maupun ringan akan terselesaikan,” ujarnya
Nilai-nilai ini diakui oleh banyak pihak mulai luntur. Oleh sebab itu, Ma’ruf mengajak kepada alumni Unsoed Priangan Timur khususnya untuk merevitalisasi nilai-nilai gotong royong. Nilai-nilai ini menurutnya juga perlu diimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi alumni.
“Nah, kepengurusan di organisasi alumni itu banyak departemennya dan program programnya. Untuk itu gotong royong antar departemen perlu dilakukan,” ujarnya.
Dengan mengimplementasikan gotong royong di organisasi alumni, Ma’ruf yakin permasalahan dan bidang kerja yang diprogramkan bisa terselesaikan.
“Program kerja antardepartemen bahkan antar alumni fakultas perlu disinergikan dan dikolaborasikan dalam suasana gotong royong,” tegasnya.
Dari gotong royong di kalangan alumni, pria yang pernah menjadi Plt Sesjen DPD itu yakin KA Unsoed baik secara organisasi, pribadi, di manapun tempatnya akan mampu memberi kontribusi yang strategis dan nyata kepada bangsa dan negara.
Disampaikan kepada mereka, dirinya senang alumni Unsoed di mana saja mengadakan silaturahmi, pertemuan, atau kegiatan-kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut dikatakan sebagai upaya menjaga keakraban, saling tukar informasi, dan yang paling penting melahirkan ide untuk pembangunan kepada pemerintah daerah dan desa.
“Mudah-mudahan kegiatan semacam ini di Priangan Timur ini akan segera disusul oleh KA Unsoed di wilayah yang lain,” ujarnya.
Ditambahkan alumni juga bisa menyumbangkan pikiran dan ide untuk pembangunan di sekitarnya, misalnya pembangunan desa. Hal demikian ditekankan sebab desa merupakan wilayah pemerintahan terkecil yang sangat strategis. Dari desalah menurutnya pembangunan manusia dimulai. Diingatkan dalam membangun desa harus disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.
“Sesuai dengan sosio kultural masyarakat yang ada,” ujarnya.