SERAYUNEWS – Berita tentang wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025, mengguncang dunia dan menandai berakhirnya sebuah era dalam kepemimpinan Gereja Katolik Roma.
Umat Katolik di berbagai penjuru dunia merasakan duka yang mendalam. Namun, di tengah suasana berkabung, muncul pula rasa penasaran.
Sebagai informasi, ketika seorang Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, meninggal dunia, akan ada konklaf.
Menurut Kamus Merriam-Webster, konklaf merupakan pertemuan tertutup atau rahasia yang secara khusus para kardinal Gereja Katolik Roma adakan untuk memilih paus baru.
Situasi ini juga menjadi alasan mengapa film Conclave kembali menarik perhatian, terutama bagi mereka yang belum sempat menontonnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Variety, Conclave sebelumnya sukses masuk ke jajaran box office global.
Film bergenre thriller untuk penonton dewasa ini juga berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi.
Dalam film, proses pemilihan Paus digambarkan berlangsung selama tiga hari dengan total tujuh putaran pemungutan suara. Gambaran ini sebenarnya tidak terlalu melebih-lebihkan.
Dalam sejarah modern, konklaf umumnya berjalan cukup singkat, Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus, misalnya, masing-masing terpilih hanya dalam dua hari.
Jika proses pemilihan berlangsung lebih lama, hal tersebut biasanya menandakan adanya perbedaan pendapat atau ketidaksepakatan di antara para kardinal.
Pemilihan paus bukan sekadar urusan spiritual, tetapi juga melibatkan dinamika strategi dan politik internal Gereja.
Film Conclave secara berani mengangkat sisi ini dengan memperlihatkan diskusi tajam, kesepakatan di balik layar, serta benturan visi di antara para kardinal.
Meskipun tidak ada yang benar-benar mengetahui apa yang terjadi di balik tembok Kapel Sistina, pendekatan film ini terasa wajar dan meyakinkan.
Film Conclave mengangkat salah satu peristiwa paling rahasia dan bersejarah dalam Gereja Katolik, yaitu proses pemilihan paus baru atau konklaf.
Dalam cerita ini, seorang kardinal bernama Lawrence (Ralph Fiennes) bertugas untuk memimpin proses tersebut, menyusul wafatnya Paus.
Selama konklaf, para pemimpin Gereja Katolik dari seluruh dunia berkumpul dan dikurung bersama dalam aula khusus di Vatikan.
Di tengah proses yang penuh kehormatan ini, Lawrence tanpa diduga menemukan sebuah rahasia besar yang terungkap seiring kematian Paus sebelumnya.
Film ini mengajak penonton menyelami atmosfer pemilihan paus di jantung Kota Vatikan.
Wafatnya Paus secara mendadak membuat Gereja Katolik kehilangan pemimpin, sehingga mendorong konklaf.
Kardinal Lawrence pun mengawasi jalannya proses pemilihan sebagai bagian dari majelis kardinal.
Namun, siapa sangka, di balik perannya itu, Lawrence ternyata menyimpan rahasia besar serta skandal yang dapat mengguncang fondasi konklaf.
Para kardinal yang turut serta dalam pemilihan Paus ternyata juga menyimpan rahasia yang bisa memengaruhi hasil pemungutan suara.
Hal inilah yang membuat konklaf dalam film ini sarat akan ketegangan dan drama yang mendalam.
Ritual-ritual dalam film Conclave cukup akurat dan mendekati kenyataan. Doa-doa, proses pembakaran surat suara, serta metode menjahit kertas suara sebelum dibakar semuanya merupakan bagian dari tradisi asli konklaf.
Setiap kardinal menuliskan satu nama calon paus di selembar kertas, yang kemudian dibacakan dan dijahit sebelum akhirnya dibakar.
Jika suara dua pertiga belum tercapai, asap hitam akan muncul dari cerobong Kapel Sistina.
Sebaliknya, apabila paus telah terpilih, asap putih akan terlihat sebagai tanda bagi dunia.
Film ini menggambarkan seluruh proses tersebut dengan intensitas dramatis yang kuat, serta musik latar yang memperkuat suasana.
Namun demikian, terdapat beberapa perbedaan, seperti penggunaan bahasa Inggris dan Spanyol dalam doa, yang tidak sepenuhnya mencerminkan praktik sebenarnya.
Melalui Conclave, penonton masuk ke dalam dunia yang selama ini sangat tertutup sebuah prosesi suci yang ternyata juga penuh dengan konflik dan drama manusia.
Film ini menunjukkan bahwa di balik kemegahan ritual keagamaan, tersembunyi sisi-sisi gelap yang menanti untuk terungkap.***