Purwokerto, serayunews.com
Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Banyumas, dr Arif Sugiono menjelaskan, setelah mendapati informasi adanya dugaan keracunan tersebut, pihaknya bersama BPOM turun ke lokasi dan memeriksa lebih lanjut kasus tersebut.
“Informasinya, Rabu (7/9/2022) lalu ada acara di sekolah, kemudian ada pembagian promo teh kemasan seduh. Malemnya, kami mendapati info sudah ada yang bergejala. Keesokan harinya banyak keluhan juga,” ujar dia, Sabtu (10/9/2022).
Dari informasi tersebut, pada Jumat (9/9/2022), Dinkes kunjungi sekolah untuk memastikan anak-anak yang bergejala tertangani dengan baik.
“Alhamdullilah mereka bisa dirawat di rumah. Kemarin memang sempat ada yang dirawat di rumah sakit, tetapi bisa rawat jalan. Kami tetap lakukan monitor,” katanya.
Adapun hal lain yang dilakukan oleh Dinkes, yakni melakukan penyelidikan epidemiologi atau investigasi terkait kegiatan pada hari kejadian di sekolah.
“Kita masih menduga, apakah ada sebab yang lain. Sehingga kita mengambil beberapa sampel makanan dan minuman, serta air yang digunakan saat kejadian. Berbagi tugas dengan BPOM, untuk hasilnya masih menunggu. Biasanya agak lama, sekitar 2 mingguan,” ujarnya.
Sedikitnya ada 8 ampel yang dibawa oleh Dinkes dan sudah diserahkan ke laboratorium, untuk dilakukan uji coba. Namun, demikian untuk memastikan kondisi anak-anak dalam keadaan baik, Dinkes juga melakukan monitoring melalui puskesmas ke pihak sekolah dan orangtua.
Diberitakan sebelumnya, beredar informasi lebih dari 100 anak diduga keracunan minuman kemasan di SD N 1 Sokanegara, setelah meminum teh kemasan yang dipromosikan oleh salah satu perusahaan teh kemasan ternama di sekolah tersebut pada Rabu (7/9/2022). Mereka merasa mual, muntah-muntah, dan pusing, usai meminum teh kemasan itu di sekolah.(san)