SERAYUNEWS – Setelah menutup proses evakuasi, pemerintah daerah dan jajaran terkait akan secara tegas melakukan penutupan tambang emas ilegal di Pancurendang Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
Atas wacana penutupan tambang, Kades Pancurendang, Narisun berharap, ada solusi dari pemerintah daerah mengingat banyak warga desanya yang bergantung hidup pada tambang tersebut.
“Setelah di tutup, jelas warga kami kebingungan mencari mata pencaharian. Terutama warga Tajur, sangat tergantung kepada tambang,” kata Narisun, Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Cerita Kades di Pancurendang, Mayoritas Penambang di Tambang Emas Ilegal Bukan Warga Desanya
Narisun berharap, pemerintah daerah tidak hanya menutup aktivitas pertambangan, tetapi juga mencarikan solusi penggantinya. Sehingga, warganya bisa tetap memiliki penghasilan.
“Ini menjadi PR kami dari Pemdes, harus kasih solusi apa dan bagaimana? Karena ini terkait perekonomian warga. Mudah mudahan ada solusi dari pemerintah,” ujarnya.
Menurutnya, awalnya ada sekitar 500 warga lokal yang menggantungkan hidup pada tambang tersebut. Tetapi seiring waktu, mulai banyak berkurang. Namun, jumlahnya masih ratusan.
“Sebelum menambang, ada yang menjadi kuli genteng, petani, atau kuli panggul juga,” katanya.
Sebelumnya di beritakan, Tim SAR Gabungan terpaksa menghentikan operasi SAR pencarian 8 penambang yang terjebak di tambang emas ilegal di Banyumas hari ini, Selasa (1/8/2023).
Pencarian penambang di hentikan, karena progres di sumur tambang emas di Dusun Tajur, Desa Pancurendang, Ajibarang itu sangat minim.
Sejak pagi, sejumlah petugas sudah terlihat membereskan berbagai peralatan milik Tim SAR dan relawan.
Dari hasil evaluasi terkini, berbagai upaya ternyata tidak efektif lagi. Kondisi lubang sumur yang berliku-liku, ada genangan air, makin mempersulit untuk melakukan proses evakuasi.