SERAYUNEWS– Tim ahli cagar budaya (TACB) Kabupaten Banjarnegara diminta untuk melakukan kajian agar bangunan eks stasiun Banjarnegara menjadi bangunan cagar budaya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Tursiman, ada beberapa bangunan penanda kota (landskap) Banjarnegara yang memiliki nilai cagar budaya dan ciri khas kota harus segera dilindungi.
“Bangunan yang mencirikan kota dan banyak dikenal warga Banjarnegara untuk dilindungi sebagai cagar budaya. TACB kami harap bisa memulai itu,” katanya saat bertemu dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara, Jumat (19/1/2024).
Ketua TACB Bajarnegara, Heni Purwono mengatakan, TACB Banjarnegara sendiri yang terdiri dari 5 orang bersertifikat ahli cagar budaya dan sedang merencanakan objek diduga cagar budaya yang akan segera ada pengkajian di tahun ini.
“Kami akan segera koordinasi dengan PTKAI Daop V untuk kajian stasiun Banjarnegara untuk menjadi cagar budaya. Stasiun itu memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Banjarnegara. Objek lain yang penting juga akan menyusul kita kaji,” katanya.
Menurut Heni, mengutip dari buku “Arkeologi Transportasi: Perspektif Ekonomi dan Kewilayahan Karesidenan Banyumas 1940-1940-an” (2019) karya Guru Besar Sejarah Kota Universitas Airlangga Surabaya (Unair) Profesor Purnawan Basundoro, bahwa jalur kereta api Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) pembangunannya mulai bulan Mei 1895 oleh Ir. C Groll dan C.J.N Bijvanck dengan jalur Maos, Purwokerto, Sokaraja, Banjarsari, Purwareja Klampok dan Banjarnegara. Jalur kereta api Bajarnegara-Wonosobo sendiri buka tahun 1917 dan menjadi jalur ini sangat penting karena Wonosobo merupakan penghasil tembakau yang sangat potensial.
“Keunikan jalur ini hampir seluruhnya melintasi lembah sungai Serayu sebagaimana nama perusahaan kereta api ini,” kata Heni.
Bangunan stasiun tersebut terletak di Jl. Bambang Sugeng, Semarang, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Yelly Harmoko sangat mendukung kerja TACB dan berharap masyarakat juga ikut mendukung upaya pelestarian cagar budaya di Banjarnegara.
“Silakan jika masyarakat menemukan objek yang masyarakat duga sebagai cagar budaya, laporkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk kita daftar dan nantinya ada kajian oleh TACB yang sudah kita miliki. Nantinya kajiannya juga akan kita webinarkan, agar masyarakat tahu persis nilai sejarah yang ada pada cagar budaya yang pengkajiannya oleh TACB,” kata Yelly.
Dahulu ada jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo yang melintasi Banjarnegara. Jalur tersebut resmi tutup pada 1 Agustus 1978. Sebelum penutupan, tentu saja kereta api Purwokerto-Wonosobo yang melintas di Banjarnegara, menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat Banjarnegara.
Tidak hanya penumpang, termasuk untuk angkutan barang dan nadi perekonomian masyarakat Banjarnegara dan Wonosobo. Namun kini, jalur itu hanya menyisakan bekas-bekasnya saja.