SERAYUNEWS– Suhu ekstrem kembali melanda dataran tinggi Dieng Banjarnegara. Pada Minggu (14/7/2024) sekitar pukul 01.40 Wib, suhu udara mulai turun drastis hingga 0,16 derajat dan terus turun. Paling rendah, sekitar pukul 06.34 WIb, suhu menyentuh angka -2 derajat celcius. Kondisi itu, membuat komplek Candi Pandhawa berselimut embun es tebal lagi.
Pantauan cuaca di https://cuaca.diengbanjarnegara.com/, pergerakan suhu udara di komplek candi terpantau pengguna gadget. Sehingga dapat menjadi rujukan, jika ingin menikmati fenomena yang bagi warga lokal disebut embun upas ini.
Pembentukan bekuan embun di kawasan ini, biasa terjadi pertengahan tahun atau periode Juli-Agustus. Pada masa ini, suhu sejuk membuat embun pagi menjadi beku seperti salju. Bahkan, beberapa orang merujuk fenomena ini sebagai ‘Salju Dieng’.
Nama ‘upas’ sendiri berarti racun. Julukan ini muncul karena petani menganggapnya beracun bagi tanaman. Embun upas ini jadi momok bagi tanaman, karena tanaman hampir pasti akan kering dan mati.
“Tanaman yang kena embun es daunnya seperti terbakar, sehingga sangat merusak. Banyak petani mulai memahami fenomena tersebut, sehingga mengganti tanaman yang tahan terhadap embun es seperti wortel dan lainnya,” kata Yono, petani Dieng Kulon Banjarnegara, Minggu (14/7/2024).