Purwokerto, serayunews.com
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Gatot Epri mengatakan, kejadian bencana alam tanah bergerak tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Warga merasakan ada getaran, ternyata permukaan tanah retak.
Adapun rumah yang terdampak yakni milik Muhammadson Hajinasirin warga Desa Ketanda RT 6 RW 1 dengan kerusakan kamar mandi, ruang tengah, kamar tidur hingga tidak bisa ditempati. Kemudian rumah milik Nur Hidyaat mengalami rusak fondasi patah, tembok dan lantai retak, rumah milik Kharis mengalami kerusakan fondasi bergeser, rumah bagian belakang amblas dan kamar mandi miring.
Berikutnya ada rumah milik Tursiyah mengalami kerusakan rumah miring dan lantai amblas, Sutarso tembok rumahnya mengalami retak, Ruswan lantar kamar rumahnya amblas, Padoli, tembok dan lantai rumah mengalami retak serta kolam ikan airnya menyurut.
Kemudian rumah milik Nasim, mengalami retak pada laninnya, Suwarni rumahnya justru mengalami kerusakan yang cukup parah hingga tidak dapat ditempati, dan Safudin Sirun warga RT 7 RW 1 rumahnya miring, lantai dan temboknya retak.
“Dari informasi yang berhasil kami dapat kejadian itu bermula pada hari Senin lalu wilayah Sumpiuh dan sekitarnya diguyur hujan dengan intesitas sedang hingga tinggi. Kemudian pada hari Selasa dikarenakan hujan yang terjadi secara terus menerus, debit air Sungai Lanang meninggi dan arusnya sangat deras, sehingga menyebabkan tanah di sepanjang bahu sungai longsor dan tanah bergerak. Kemudian Kamis pagi terjadi kerusakan pada satu musala dan 10 rumah warga,” kata dia.
Berdasar informasi BMKG, wilayah Kecamatan Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen masih berpotensi diguyur hujan. Warga wajib waspada, karena bisa terjadi gerakan tanah susulan.