Gandrungmangu, serayunews.com
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Shidy menyampaikan, pihaknya sudah melakukan pendataan terhadap rumah warga yang terdampak gerakan tanah tersebut. Ia juga akan membuat surat permohonan ke Badan Geologi Bandung untuk dilakukan penelitian ilmiah, agar diketahui apakah rumah yang terdampak tersebut masih layak dihuni.
“Ini kejadian pertama kali di wilayah Gandrungmangu, petugas sudah cek lokasi dan melakukan kerjabakti serta menyalurkan bantuan permakanan dan non permakanan,” ujar Tri Komara saat dikonfirmasi, Sabtu (29/05).
Adapun kerusakan yang terjadi akibat tanah bergerak di Dusun Pagargunung Desa Karanggintung tersebut, rumah warga alami retak pada bagian dinding dan lantai. Selain sembilan rumah, satu musala di desa setempat juga dikabarkan alami retak. Serta dilaporkan satu kepala keluarga berjumlah tiga jiwa mengungsi ke tempat saudara.
“Untuk warga Karanggintung Gandrungmangu agar tetap waspada dan siapsiaga menghadapi tanah bergerak ini, karena merupakan bencana alam yang tidak bisa diprediksi dan perlu diantisipasi,” ujarnya.
Tri menambahkan, karena beberapa hari terakhir di wilayah Cilacap turun hujan, sehingga berpotensi terhadap rekahan tanah yang bergerak tersebut bisa semakin lebar dan perlu diwaspadai.
“Sebagian rumah masih bisa ditempati, namun warga juga susah tidur karena khawatir kalau malam tanah bergerak kembali,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga Dusun Pagargunung, Aos mengatakan rumahnya alami retak pada bagian dinding maupun lantai. Ia mengaku pasrah dan berharap ada penanganan segera, serta ada solusi dari pemerintah.
“Yang dirasakan tiap malam ada bunyi kretek-kretek, warga merasa was-was, antisipiasi sementara kita tahan pakai kayu, takut menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Berdasar data BPBD Cilacap, tercatat hingga April 2021, kejadian bencana tanah gerak sudah empat kali terjadi yakni di Desa Panulisan Timur dan Hanum Kecamatan Dayeuhluhur, Desa Cijati Kecamatan Cimanggu dan Desa Majingklak Kecamatan Wanareja.