“Wah ada pak Ganjar. Ada mas Gibran Juga. Lur ada pak Ganjar,” teriak beberapa pasien yang melihat kedatangan Ganjar dan Gibran.
Tak berselang lama, ratusan warga yang ada di ruang kelas langsung keluar dan menyapa Ganjar dan Gibran dengan antusias. Bahkan, ada yang hanya keluar mengenakan celana kolor tanpa baju.
“Lho mas, sampeyan kok malah nganggo jaket kulit to?” canda Ganjar dan disambut tawa warga lainnya.
Ganjar mengapresiasi Pemkot Solo yang membuat tempat isolasi terpusat dengan memanfaatkan gedung sekolah yang kosong itu. Menurutnya bagus, karena tempatnya tertutup dan para isoman bisa terkontrol dengan baik.
“Ini cara yang menurut saya bagus. Kalau masyarakat mau diisolasi terpusat seperti ini, maka akan sangat membantu dalam melakukan kontrol. Mudah-mudahan tempat lain bisa membuat seperti ini. Biar warga yang positif tidak isolasi di rumah dan membuat klaster keluarga,” ujarnya.
Di sana, Ganjar tampak begitu asyik berbincang dengan para pasien di tempat itu. Hal pertama yang menjadi topik pembahasan adalah soal makanan. Gubernur Ganjar selalu menanyakan, apakah makanan cukup atau tidak dan rasanya enak atau tidak.
“Bosan pak, telur terus. Pengen yang lain pak, ayam, sayur asem dan lainnya. Pengen yang enak-enak pak. Kalau bisa juga belikan buah pak,” kata beberapa warga.
Karena didampingi Gibran, Ganjar pun langsung mengacungkan jempol. Dirinya mengatakan bahwa akan pesan ke Gibran agar melayani menu makanan pasien dari katering terkenal di Solo yang juga milik Gibran, Chilli Pari.
“Gampang, nanti menu makanan di sini tak suruh pesan khusus di Chilli Pari. Oke tidak,” tanya Ganjar.
“Oke pakk…hahahaha,” jawab warga yang melihat ekspresi Gibran.
Gibran sendiri tertawa mendengar jawaban Ganjar itu. Ia mengatakan tidak Chilli Pari tidak boleh melayani kegiatan pemerintah.
“Nggak boleh pak, bu. Yang lain saja,” jawab Gibran lirih.
Keseruan-keseruan lain terjadi dalam kunjungan itu. Ganjar tak henti-hentinya menghibur dengan candaan dan guyonan khasnya. Bahkan ketika melihat anak kecil yang diisolasi, Ganjar pun meminta untuk bernyanyi.
Seorang anak kecil bernama Nisa menyanyikan lagu Balonku dan mendapat hadiah cokelat dari Ganjar. Ganjar juga memberikan sejumlah bingkisan seperti vitamin, gula, teh dan lainnya untuk pasien.
” Nggih mpun bapak ibu, kulo ajeng pamit (Ya sudah pak, bu. Saya izin pamit). Tak doakan semuanya cepat sehat. Nanti saya kirimi buah-buahan ya,” katanya.