SERAYUNEWS– Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) melakukan rotasi terhadap 7 Pejabat Tinggi Pratama (Eselon II) di Pemkab Purbalingga. Penataan pejabat tersebut dilaksanakan bertepatan dengan tiga tahun Tiwi menjabat sebagai Bupati Purbalingga serta dua pekan setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
“Penataan pejabat ini dilakukan mendasari kebutuhan organisasi sekaligus penyegaran, refreshment, dalam rangka peningkatan kinerja kelembagaan, dengan harapan tata kelola pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan berjalan lebih baik lagi,” kata Bupati Tiwi memberikan sambutan dalam Pengambilan Sumpah/Janji Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), di Pendopo Dipokusumo, Senin (26/2/2024) sore.
Seperti diketahui Bupati Dyah Hayuning Paratiwi – dan Wakil Bupati (Wabup) Sudono dilantik pada 26 Februari 2021 sebagai Bupati – Wakil Bupati Purbalingga Periode 2021-2024.
Pejabat Eselon II yang rotasi adalah Kusmartadhi SH sebelumnya Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan kini menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda). Yani Sutrisno Udi Nugroho SSos sebelumnya Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan mendapat amanah baru sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja (Dinaker). Mukodam SPt sebelumnya Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) resmi menjabat Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda.
Selanjutnya Drs Suroto MSi sebelumnya selaku Kepala Bappelitbangda kini Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda. Ir Prayitno MSi sebelumnya Kepala Dinporapar kini menjabat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Revon Harpindiat SSos sebelumnya Kepala Satpol PP kini menjabat Kepala Dinpertan. Priyo Satmoko SH MH sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD kini menjabat Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Kepada para terlantik Bupati berpesan agar mereka bisa segera menyesuaikan diri, mempelajari business process dan memahami target kinerja di OPD baru. Jadikan tantangan finansial dan keterbatasan jumlah SDM untuk memicu kerja sat set dan tas tes mencari jejaring program dari provinsi, kementerian atau lembaga lain.
“Kalau panjenengan hanya diam saja tanpa adanya inovasi saya yakin di belakang banyak yang ngantri ingin menggantikan panjenengan sebagai pimpinan,” ujarnya.
Menurut Bupati, inovasi bisa dimunculkan dari masalah yang sering dihadapi dan inovasi ini menjadi solusi. Pelayanan yang selama ini manual bisa dibuatkan aplikasi supaya pelayanan bisa lebih cepat.
“Menggunakan IT, teknologi, digitalisasi sehingga pelayanan pemerintahan menjadi lebih cepat murah dan mudah. Jangan mikir terlalu njlimet,” katanya.
Bupati juga berpesan, selaku Pimpinan OPD mereka tidak hanya manager, tapi juga panutan dan motivator bagi jajaran di bawahnya. Maka wajib memberikan semangat kepada semuanya dan merangkul tanpa terkecuali.