Banjarnegara, serayunews.com
Beberapa siswa kelas X, sedang asyik bermain kesenian musik tradisional thek-thek di tepi jalan pada, Sabtu (17/9/2022). Sementara beberapa siswa lainnya, menari mengiringi alunan musik yang terbuat dari bambu tersebut.
Mereka tidak sedang bermain, justru sedang mempraktikkan pembelajaran secara berkelompok sesuai dengan kurikulum merdeka.
Para siswa ini sedang berlatih tari dengan iringan musik thek-thek yang merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka terkait P5, dengan tema kearifan lokal. Selain mereka, kelompok lain ada yang berlatih rebana hadroh, kuda kepang, serta sejumlah kesenian tradisional lainnya sebelum dipentaskan pada dua pekan ke depan.
Koordinator P5 SMAN 1 Sigaluh, Antony Agus Sabaris mengatakan, kegiatan ini bisa dikatakan sebagai penyegaran untuk siswa agar tidak terpaku belajar di dalam kelas semata.
“Beberapa kelompok belajar langsung kepada pelaku seni budaya, namun ada juga yang secara otodidak. Siswa kita bebaskan, karena sumber belajar dapat dari mana saja. Tempat latihan siswa pun kita bebaskan, termasuk mengisi waktu libur sekolah untuk belajar, kita izinkan juga siswa belajar di luar dengan pengawasan dari guru pendamping,” katanya.
Meski terkesan non formal, para siswa tetap belajar dan bahkan nilai karakter mendapatkan porsi terbesar dalam kegiatan ini.
“Mereka lebih kita nilai aspek karakternya, karena pada saat kegiatan seperti ini, pasti terlihat mana anak yang individualis mana anak yang mudah bekerjasama. Kita juga bahkan bisa melihat tingkat kreativitas tertinggi siswa, dengan mencipta kreasi baru atau menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi langsung di lapangan. Hal yang akan sangat sulit kita temukan saat siswa belajar dengan hanya duduk rapi di kelas,” katanya.
Sementara itu, Diah Nurwati seorang siswa SMAN 1 Sigaluh mengaku, sangat tertantang dengan kegiatan P5 sebagai bagian dari penerapan kurikulum merdeka. Selain itu belajar di luar kelas, menjadi hiburan tersendiri.
Menurutnya belajar di luar ruang kelas, lebih mengasyikkan dan kolaborasi antar siswa menjadi tantangan tersendiri.
“Enak belajar seperti ini, tidak melulu belajar pelajaran di kelas. Lewat kegiatan proyek, kita juga dituntut untuk bisa bekerjasama antar teman. Hal yang memang agak sulit karena selama pandemi kita terbiasa lebih banyak mengerjakan tugas individual. Tapi ini seru dan menantang, bahkan saat libur sekolahpun kami tetap belajar bersama mengerjakan projek ini,” ujarnya.