Purbalingga, serayunews.com
Data yang diperoleh serayunews.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, semalam menyebutkan sejak pagi hingga maghhrib korban berada di rumah tanpa kedua orangtuanya. Ayahnya yang bernama Tursani (65) berada di kebun sejak pagi hingga menjelang senja.
“ Sedangkan ibunya yang bernama Salem (59) sejak pagi hingga petang membantu tetangga yang sedang hajatan,” kata pelaksana harian BPBD Purbalingga, Umar Fauzi.
Ketika kedua orangtuanya pulang ke rumah, mereka terkejut. Pasalnya sang anak tak berada di rumah. Awalnya sang ayah menduga anaknya bersama ibunya di rumah tetangga. Namun ketika ibunya pulang tanpa anaknya, ayahnya menjadi terkejut. Mereka lalu menanyakan keberadaan sang anak kepada tetangga. “Mereka lalu melakukan pencarian. Akhirnya ditemukan korban berada di dalam sumur,” ungkap Umar Fauzi.
Warga lalu melapor kepada petugas SAR dan aparat kepolisian serta TNI. Sejumlah warga juga berupaya masuk ke sumur dan mencoba menyelamatkan Suryani. Akhirnya setelah beberapa waktu diupayakan, korban berhasil diangkat. Namun kondisinya sudah tidak bernyawa. Diperkirakan korban sudah beberapa jam tercebur ke sumur tersebut. “ Nyawa korban tidak tertolong,” imbuhnya.
Sementara, Kapolsek Pengadegan Iptu Susilo mengatakan, diduga sakit epilepsi yang diderita korban kambuh. Sehingga, korban jatuh ke sumur yang ada di sekitar rumahnya.
Dari hasil pemeriksaan petugas medis Puskesmas Pengadegan diperoleh keterangan bahwa di tubuh korban tidak ditemukan tanda penganiayaan. Dari mulut korban keluar buih, diduga penyakit epilepsi yang diderita korban kambuh sebelum kejadian.
“Diduga penyakit epilepsi yang diderita kprban kambuh saat berada di dekat sumur. Sehingga, korban jatuh masuk ke dalam sumur dan meninggal dunia,” ujarnya.