Purbalingga, serayunews.com
“Terima kasih atas amanah yang diberikan kepada kami. Ada dua hal yang ingin saya sampaikan. Yang pertama kami akan fokus untuk meraih target 10 kursi di DPRD Purbalingga di Pemilu 2024. Kedua kami 100 persen akan mendukung pemerintahan Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) dan Wabup Sudono,” kata Teny kepada wartawan.
Dalam Pilkada Purbalingga 9 Desember 2020, PDIP berkoalisi dengan Partai Golkar serta PAN dan PKS mengusung Tiwi dan Sudono sebagai Cabup dan Cawabup. Keduanya memenangkan kontestasi politik itu dengan mengalahkan pasangan Muhammad Sulhan Fauzi-Zaini Makarim (Oji-Jeni) yang diusung oleh PKB, Gerindra, Partai Demokrat dan PPP.
Dia juga mengatakan, Musda Partai Golkar Purbalingga menjadi ajang islah yang baik. Pasalnya dalam forum tersebut Sudono yang merupakan ketua Partai Golkar Purbalingga di dua periode sebelumnya didapuk menjadi Ketua Dewan Penasehat (Wanhat). “Ini bukti bahwaGolkar Purbalingga solid dan bersatu,” ungkapnya.
Kendati demikian Sudono tidak hadir dalam Musda tersebut. Sebelumnya Musda sempat tertunda 1,5 tahun. Kondisi tersebut disebabkan adanya persaingan memperebutkan jabatan Ketua Umum Partai Golkar Purbalingga periode 2021-2026.
Dua nama saling berebut dukungan suara Pengurus Kecamatan (PK). Masing-masing Sudono yang merupakan ketua demisioner periode 2016-2021 dan Teny Juliawati yang merupakan bendahara demisioner.
Sudono yang juga Wabup Purbalingga dan merupakan ketua Partai Golkar Purbalingga dua periode masih berniat maju sebagai ketua. Begitu pula Teny yang mengaku mendapatkan dukungan dari 12 PK. Kondisi tersebut membuat Partai Golkar Purbalingga terbelah. Buntutnya Musda gagal terlaksana, karena dukungan pemilik suara pecah.
“Hari ini Musda Partai Golkar Purbalingga akhirnya berjalan. Saya berharap segenap komponen Partai Golkar Purbalingga bisa bersatu. Kita harus bersiap untuk menghadapi Pemilu 2024 termasuk Pilkada Purbalingga di tahun yang sama,” kata Fungsionaris DPD I Partai Golkar Jateng Muhammad Sholeh saat membuka Musda.