
SERAYUNEWS – Tes pemeriksaan kesehatan atau yang dikenal sebagai Rikkes merupakan salah satu tahapan penting dalam proses seleksi penerimaan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Tahap ini menjadi penentu utama karena setiap calon anggota harus memiliki kondisi fisik dan mental yang benar-benar prima untuk bisa menjalankan tugas kepolisian yang penuh risiko serta menuntut kesigapan tinggi.
Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh dengan standar ketat yang telah ditetapkan oleh Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.
Pada proses seleksi, seluruh peserta akan melewati beberapa jenis pemeriksaan, mulai dari pengecekan kondisi tubuh bagian luar dan dalam hingga tes kejiwaan.
Setiap hasil pemeriksaan kemudian dikategorikan ke dalam empat tingkat penilaian, mulai dari kategori paling baik hingga paling rendah.
Klasifikasi tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan apakah peserta memenuhi syarat untuk melanjutkan tahapan berikutnya atau tidak.
Secara umum, peserta dianjurkan mempersiapkan diri sebelum menjalani rangkaian tes, misalnya dengan menjaga pola hidup sehat, melakukan olahraga ringan, serta menghindari kebiasaan yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan.
Lalu sebenarnya, tes kesehatan Polri itu meliputi apa saja? Berikut penjabaran lengkap setiap tahap pemeriksaan yang menjadi bagian dari seleksi penerimaan anggota Polri.
1. Pemeriksaan Fisik Luar dan Dalam
Tahap pertama meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh, baik bagian luar maupun organ dalam tertentu.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim medis dengan menggunakan metode visual maupun alat bantu.
Komponen yang dinilai mencakup tinggi dan berat badan, tekanan darah, denyut nadi, kondisi kulit, bekas luka, tato atau tindik, jerawat berlebih, hingga kondisi khusus seperti varikokel dan varises.
Selain itu, bentuk kaki dan struktur tulang belakang juga diperiksa untuk mendeteksi kelainan seperti skoliosis, kifosis, atau lordosis.
Pemeriksaan fisik ini menjadi dasar apakah peserta berada dalam kondisi ideal untuk menjalani tugas lapangan.
2. Pemeriksaan Mata
Kesehatan mata sangat penting bagi anggota Polri yang dituntut memiliki ketelitian dan penglihatan optimal.
Pada tahapan ini, peserta diperiksa visus atau ketajaman penglihatannya, kemampuan membedakan warna, hingga deteksi gangguan seperti strabismus atau mata juling.
Kondisi lain seperti pterigium maupun riwayat operasi lasik juga menjadi perhatian karena dapat memengaruhi kemampuan visual peserta dalam jangka panjang.
3. Pemeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT)
Tes THT dilakukan untuk menilai fungsi pendengaran dan kesehatan organ lain di area tersebut.
Pendengaran yang baik sangat krusial bagi anggota Polri mengingat mereka harus mampu merespons situasi dengan cepat.
Pemeriksaan mencakup kondisi telinga luar dan dalam, hidung, serta tonsil atau amandel. Bila ditemukan gangguan serius, peserta bisa masuk kategori tidak memenuhi syarat.
4. Pemeriksaan Gigi, Mulut, dan Rahang
Kebersihan dan kesehatan gigi juga masuk penilaian karena kondisi yang buruk dapat memengaruhi kesehatan umum peserta.
Dalam pemeriksaan ini, tim medis menilai kebersihan mulut, keberadaan gigi berlubang, gigi hilang, susunan gigi, hingga gigi impaksi.
Beberapa masalah gigi termasuk dalam kategori penilaian terendah yang dapat membuat peserta harus melakukan perawatan terlebih dahulu.
5. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan Radiologi)
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang tidak terlihat dari luar.
Tes laboratorium meliputi pengecekan darah dan urine untuk menilai potensi penyakit menular, kadar gula darah, hingga screening narkoba.
Selain itu, peserta menjalani rontgen toraks untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung.
Tahap ini bertujuan memastikan bahwa calon anggota tidak memiliki penyakit kronis yang dapat menghambat tugas nantinya.
6. Pemeriksaan Kesehatan Jiwa (Keswa)
Tahap terakhir adalah pemeriksaan kesehatan mental atau keswa. Tes ini sangat penting untuk menilai kesiapan psikologis peserta dalam menghadapi tekanan dan tantangan tugas kepolisian.
Beberapa gangguan jiwa, seperti skizofrenia, bipolar, waham menetap, atau riwayat gangguan mental berat lainnya, secara otomatis masuk dalam kategori terendah dan membuat peserta dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Dengan rangkaian tes yang begitu detail, Polri memastikan bahwa setiap calon anggota yang lolos benar-benar memiliki kemampuan fisik dan mental yang memadai.
Tes kesehatan ini sekaligus menjadi filter penting untuk menjaga profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia di tubuh kepolisian.
Itu dia beberapa penilaian tes kesehatan Polri 2026. Semoga bermanfaat.***