CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Salah satu pimpinan proyek pelaksana pembangunan pelabuhan PLTU Karangkandri Cilacap, Totok (39) diringkus Unit Tindak Pidana Terpadu (Tipiter) Satuan Reserse Kriminal (Sareskrim) Polres Cilacap. Ia diduga menggelapkan uang perusahaan sebesar Rp 1 milliar lebih. Dari hasil pemeriksaan polisi, uang tersebut digunakan tersangka untuk berfoya foya. Salah satunya dihabiskan untuk berkaraoke hingga Rp 81 juta.
Kasus penggelapan uang pajak perusahaan itu, diduga juga melibatkan tiga pekerja asing PT Tianji sebagai salah satu pelaksana proyek Jeti atau pelabuhan khusus batu bara PLTU Karangkandri Cilacap.
Kapolres Cilacap AKBP Yudho Hermanto melalui Kanit Tipiter Ipda Adi Herlambang menjelaskan, kasus tersebut berawal pada bulan Januari hingga Mei 2017 saat salah satu pemodal perusahaan penyuplai batu bolder, mentranfser uang dengan total Rp 1.285.798.100 kepada tersangka. Uang tersebut seharusnya digunakan tersangka untuk membayar pajak PPN ke Kantor Pajak Cilacap. Tetapi ternyata digunakan tersangka untuk kepentingannya sendiri.
“Tersangka merupakan warga Desa Tegalwaton Kecamatan Tenggaran Kabupaten Semarang. Di Cilacap, dia menyewa tinggal di rumah kos Avior. Sejumlah barang barang bukti yang disita diantaranya beberapa struk tranfer, buku rekening serta dokumen laporan pajak,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (14/9/2017) siang.
Modusnya, kata dia, tersangka memalsukan laporan berbagai dokumen pajak yang seharusnya dibayarkan. Perusahaan penyuplai bolder sendiri, dalam hal ini PT Bangkit Samudra Berlian mengecek ulang dokumen tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, terungkap dokumen laporan pajak tersebut ternyata palsu.
“Dari laporan para korban, kami telah memeriksa para saksi dan menyita sejumlah barang bukti. Tersangka ditahan guna kepetingan penyidikan,” ungkapnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara. Sementara tiga WNA karyawan PT Tianji yang diduga ikut terlibat dalam kasus tersebut, sudah pulang ke negara asalnya di China.
“Kami belum sempat periksa ketiga WNA yang diduga ikut terlibat, mereka sudah kembali ke negara asal. Itu yang menjadi kendala penyidik,” pungkasnya.