SERAYUNEWS – Puluhan audiens sempat terpaku ketika muncul laki-laki dengan rambut gondrong yang dibiarkan tergerai, mendadak membagikan bathroom amenities di atas meja.
Sontak, audiens saling melempar tatap. Lantas, ruangan penuh dengan gelak saat menjumpai “sang bintang” hadir membawa sabun, sikat, dan pasta gigi untuk memikat tawa mereka.
Detik itu juga, Bintang Bete, komika dengan gaya khas dan materi yang gado-gado, terlihat sangat percaya diri stand-up comedy spesialnya di Purbalingga bakal berhasil.
Usut punya usut, acara ini menjadi pengalaman pertama bagi Bintang tampil di kota kecil seperti Purbalingga. Namun, meninggalkan kesan mendalam baginya maupun para penonton yang hadir.
“Tampil di Purbalingga itu pengalaman pertama saya tour di kota yang tidak terlalu besar,” ujar Bintang. Meski begitu, antusiasme penonton menurutnya luar biasa.
Bertempat di Braling Grand Hotel Purbalingga dengan fasilitas yang memadai, Bintang merasa bersyukur karena materi komedinya bisa diterima dengan baik oleh audiens pada Sabtu, (14/12/2024) malam.
Bintang juga mengakui, sebelum ini ia pernah tampil di Purwokerto, namun belum pernah menginjakkan kaki di Purbalingga. “Ini pengalaman yang cukup menyenangkan,” tambahnya.
Ketika ditanya alasan memilih Purbalingga sebagai salah satu lokasi untuk acara spesialnya, Bintang memberikan jawaban yang unik.
“Sebenarnya alasannya agak bodoh. Mantan pacar saya itu kampungnya di Purbalingga, tepatnya di Kemangkon,” ungkapnya dengan tawa.
Meski mantannya kini sudah tinggal di Bekasi, kenangan tersebut menjadi salah satu dorongan bagi Bintang untuk mengunjungi kota ini. “Jadi saya ke sini tanpa dia,” lanjutnya dengan nada bercanda.
Bintang mengusung konsep tanpa tema khusus untuk stand-up spesialnya. Ia menggambarkan materinya sebagai “gado-gado” yang berisi berbagai cerita.
Adapun mulai dari percintaan, pengalaman sehari-hari, hingga guyonan tebak-tebakan. Materi ini dirancang untuk bisa diterima di berbagai kota yang dikunjunginya.
“Semuanya yang saya alami atau temukan, saya masukkan ke materi. Tidak ada benang merah tertentu, hanya campuran berbagai hal yang saya anggap lucu dan relatable,” jelasnya.
Menurut Bintang, respons penonton di Purbalingga cukup positif meskipun ada perbedaan dibandingkan kota lain yang sudah memiliki komunitas stand-up comedy yang aktif.
“Kota yang ekosistem stand-up-nya sudah terbangun biasanya lebih mudah, karena penontonnya sudah teredukasi. Tapi, di Purbalingga, awalnya saya perlu beberapa menit untuk menyamakan visi dengan penonton. Setelah itu, semuanya berjalan lancar,” ceritanya.
Ia juga menyebut bahwa sebagian besar materinya tetap relevan di Purbalingga karena banyak hal yang masih relatable dengan Jabodetabek.
“Contohnya tentang tukang parkir minimarket atau cewek yang bilang ‘terserah’ waktu ditanya mau makan apa, itu kan umum banget,” ungkapnya.
Namun, ia juga menyesuaikan sedikit jika ada perbedaan budaya atau kebiasaan seperti yang pernah ia alami di Kalimantan.
Lebih lanjut, Bintang mengungkapkan bahwa persiapan untuk tur “Bintang-Bintang” melibatkan banyak latihan dan penulisan materi baru.
“Materinya selalu saya kembangkan di setiap kota. Mungkin tema utamanya sama, tapi ada tambahan-tambahan kecil yang membuatnya lebih panjang dan relevan,” jelasnya.
Inspirasi materi datang dari berbagai sumber, mulai dari pengalaman pribadi, cerita orang lain, hingga berita atau fenomena yang sedang tren.
Bintang juga berusaha menjalin kedekatan dengan audiens melalui interaksi kecil seperti memberikan gimmick atau hadiah di awal penampilannya.
“Itu sangat worth it untuk membangun koneksi dengan penonton,” tambahnya.
Setelah Purbalingga, Bintang masih akan melanjutkan turnya hingga akhir tahun ini. Meski sudah merencanakan final show di Jakarta, ia mengaku tetap menerima tawaran tampil dari kota lain.
Ketika ditanya apakah ia tertarik untuk tampil di kota-kota lain yang belum pernah ia kunjungi, Bintang menjawab bahwa ia masih ingin fokus di Pulau Jawa.
“Hampir semua kota di Jawa punya potensi audiens yang baik, jadi saya ingin mengeksplor lebih banyak di sini,” ungkapnya.
Bintang mengucapkan terima kasih kepada penonton yang sudah membeli tiket dan hadir dalam pertunjukannya.
Ia menekankan bahwa pengalaman menonton langsung memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan versi digital yang akan dirilis nanti.
“Materi di digital download pasti sudah dimodifikasi dan diperhalus, tapi tetap beda rasanya dengan menonton langsung. Jadi, kalian yang hadir adalah penonton yang beruntung,” pungkasnya.
Dengan gaya khasnya yang santai dan penuh tawa, Bintang Bete berhasil menghadirkan hiburan yang segar bagi masyarakat Purbalingga.
Pengalaman ini tidak hanya menjadi momen spesial bagi Bintang, tetapi juga bagi penonton yang turut meramaikan malam penuh gelak tawa tersebut.***