Daerah Jawa Tengah kaya dengan ritual atau tradisi. Ritual tradisi tradisi itu turun terumun dilaksanakan. Ritual atau tradisi itu menjadi ciri khas dan keunikan satu daerah.
Salah satu tradisi ada di Kabupaten Banjarnegara. Tradisi itu bernama ujungan. Ini adalah tradisi yang turun temurun terkait ritual meminta hujan. Ritual ini dilaksanakan di antaranya di Desa Gumelem Kulon, Desa Gumelem Wetan, dan Desa Kemranggon. Ketiga desa itu ada di wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Ritual baku pukul ini tentu bukan baku pukul yang brutal. Ada tata cara yang harus dilakukan. Jadi, ujungan dilakukan oleh dua orang pria yang masing-masing membawa rotan sepanjang 60 sentimeter. Keduanya baku pukul dengan rotan di tanah lapang. Ada sumber yang menyebut rotan dipukulkan pada bagian badan lawan yakni untuk bagian pusar ke bawah.
Ada juga sumber yang menyebutkan pukulan rotan hanya boleh dilakukan pada bagian lutut ke bawah kaki kiri. Tangan kiri pemain ujungan memakai ikat sebagai pengaman. Pertarungan mereka ditengahi oleh wasit yang disebut wladang. Satu ronde dalam ujungan disebut pajon.
Jika ada yang bertubi-tubi kena pukulan, maka wladang akan menghentikan pertarungan. Ada sumber referensi yang menyebutkan bahwa semakin banyak darah yang keluar diyakini hujan akan segera turun. Karena ini adalah pertunjukan adu fisik dan kesigapan, maka sebelum bertanding para pemain melakukan laku batin.
Maka, jangan heran jika para pemain melakukan ritual tertentu berapa hari sebelum pertandingan. Misalnya, menguatkan diri dengan berpuasa lebih dahulu.
Di masa kini, ritual ujungan ini menjadi salah satu tradisi yang banyak ditonton orang. Bahkan, di Kemranggon, Susukan, ritual ini difestivalkan. Tradisi ini menjadi daya tarik bagi warga. Selain itu keramaian acara ini bisa menjadi tempat perputaran ekonomi para pedagang kecil.
Adisarwono (2013) menyebutkan, ujungan dilakukan pertama kali di masa pemerintahan Uda Kusuma. Ceritanya di masa itu Gumelem dilanda kemarau. Petani pun terancam gagal panen. Pertengkaran antarpetani pun terjadi. Mereka pun adu fisik dan adu mulut. Hal inilah yang menjadi ilham adanya ujungan.
Referensi:
Ariska Kusuma Wardani Sendratasik: Ujungan sebagai Sarana Upacara Minta Hujan di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Halimah: Eksistensi Ujungan di Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.
Adisarwono Mertadiwangsa: Banjarnegara Sejarah dan Babadnya Objek Wisata dan Seni Budayanya
budparbanjarnegara.com