SERAYUNEWS- Bulan Ramadhan 2025 kembali menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Selain menjalankan ibadah puasa, masyarakat Indonesia memiliki berbagai tradisi unik yang dilakukan di pagi hari selama bulan suci ini.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya memperkaya nilai spiritual, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan budaya.
Tradisi ini berkembang di Jawa dan biasanya berlangsung untuk menyambut kehadiran Ramadhan.
Tujuan Megengan adalah sebagai berikut.
Sahur menjadi salah satu aktivitas utama di pagi hari selama Ramadhan. Kegiatan ini bukan sekadar mengisi energi sebelum berpuasa, melainkan juga menjadi ajang kebersamaan keluarga.
Banyak keluarga yang membangunkan anggota rumah dengan penuh kasih sayang, bahkan ada yang menggunakan cara unik seperti menabuh bedug atau memainkan lagu religi.
Di beberapa daerah, sahur juga menjadi ajang untuk melakukan Sahur On The Road, yaitu berbagi makanan kepada mereka yang kurang mampu.
Tradisi ini mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial yang tinggi di bulan Ramadhan.
Di beberapa kota dan desa, kelompok pemuda biasanya berkeliling kampung untuk membangunkan warga agar tidak melewatkan sahur.
Mereka menggunakan berbagai alat musik seperti kentongan, bedug, atau bahkan modern dengan speaker.
Ada pula yang membangunkan sahur dengan lantunan shalawat dan nasyid hingga memberikan nuansa religius.
Setelah sahur, umat Islam melaksanakan salat Subuh berjamaah di masjid. Di bulan Ramadhan, jumlah jamaah yang hadir meningkat signifikan dibandingkan hari-hari biasa.
Setelah salat, biasanya ada kajian singkat yang memberikan tambahan ilmu agama serta motivasi untuk menjalani puasa dengan lebih baik.
Tradisi membaca Al-Qur’an atau tadarus di pagi hari menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan.
Sebagian orang memilih untuk mengkhatamkan Al-Qur’an selama Ramadhan, sehingga mereka memanfaatkan waktu setelah Subuh untuk membaca beberapa ayat atau juz.
Meskipun berpuasa, masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan olahraga ringan setelah Subuh, seperti jalan santai, bersepeda, atau sekadar melakukan peregangan di sekitar rumah.
Kegiatan ini membantu menjaga kebugaran tubuh agar tetap segar sepanjang hari.
Di berbagai daerah, terutama kota besar, pasar subuh menjadi fenomena menarik di Bulan Ramadhan.
Masyarakat berbondong-bondong ke pasar setelah salat Subuh untuk membeli bahan makanan segar atau jajanan khas yang hanya ada di bulan Ramadhan, seperti kue tradisional dan aneka minuman segar.
Kesimpulan
Tradisi pagi hari di Bulan Ramadhan 2025 bukan hanya tentang menjalankan ibadah, melainkan juga mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan rasa kepedulian sosial.
Dengan menggabungkan nilai-nilai spiritual dan budaya, Ramadhan menjadi bulan yang penuh keberkahan serta kebahagiaan bagi seluruh masyarakat.
Semoga tradisi ini terus lestari dan menjadi inspirasi untuk menjalani Ramadhan dengan lebih bermakna.***