SERAYUNEWS- Konklaf terselenggara setelah seorang Paus meninggal dunia atau mengundurkan diri dari jabatannya.
Selama masa ini, Takhta Suci berada dalam kondisi sede vacante atau takhta kosong.
Dalam kondisi ini, semua urusan penting Gereja ditunda, kecuali hal-hal yang sangat mendesak, sambil menunggu terpilihnya Paus baru.
Konklaf adalah proses resmi dari Gereja Katolik Roma untuk memilih Paus baru, yaitu pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.
Kata konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti dengan kunci, menandakan bahwa para kardinal yang memilih terkurung dalam suatu tempat tertutup sampai terpilihnya Paus baru.
Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian penting dari kesinambungan kepemimpinan Gereja Katolik.
Hanya para kardinal Gereja Katolik yang berusia di bawah 80 tahun saat mulai sede vacante yang berhak menjadi pemilih dalam konklaf.
Mereka adalah kardinal elektor. Jumlah maksimal kardinal elektor adalah 120 orang, yang berasal dari berbagai negara dan budaya, mewakili wajah global Gereja Katolik.
Pemungutan suara berlangsung secara rahasia. Setiap kardinal menuliskan nama kandidat pilihannya pada kertas suara.
Untuk terpilih, seorang kandidat harus meraih suara dari dua pertiga jumlah kardinal yang hadir.
Dalam satu hari, pemugutan suara bisa berlangsung hingga empat kali, yaitu dua kali pagi dan dua kali sore.
Setelah setiap pemungutan suara, mereka membakar kertas suara. Bila tidak ada hasil, mereka membakar dengan bahan kimia yang menghasilkan asap hitam (fumata nera).
Jika sudah ada Paus terpilih, asap yang keluar berwarna putih (fumata bianca) tanda yang langsung mendapat sambutan dengan sukacita umat di seluruh dunia.
Setelah menerima pemilihan, kardinal terpilih akan memilih nama kepausan. Ia kemudian mengenakan pakaian putih dan tampil di balkon Basilika Santo Petrus.
Di sana, Kardinal Protodiakon akan mengumumkan kalimat terkenal, Habemus Papam (Kita memiliki Paus).
Paus baru kemudian memberikan berkat Urbi et Orbi, yaitu berkat kepada kota Roma dan seluruh dunia.
Lebih dari sekadar proses administratif, konklaf adalah momen spiritual yang penuh doa dan harapan.
Ini adalah simbol persatuan dan kesinambungan dalam Gereja Katolik. Dengan memilih Paus, para kardinal memilih seorang gembala untuk memimpin umat Katolik menghadapi tantangan zaman dengan iman, kasih, dan kebijaksanaan.
Konklaf menjadi salah satu ritual tertua dan paling dihormati dalam Gereja Katolik. Ia mencerminkan kekuatan tradisi, spiritualitas mendalam, serta pentingnya kepemimpinan moral dan rohani dalam dunia modern.***