
SERAYUNEWS – Menjelang Hari Sumpah Pemuda 2025, semangat persatuan nasional kembali dihidupkan melalui langkah nyata menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
Pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, PLN Indonesia Power, akademisi, pegiat lingkungan, dan para pemangku kepentingan kehutanan bersatu dalam komitmen bersama menghentikan perambahan hutan di kawasan Dieng demi memulihkan ekosistem Serayu.
Langkah kolaboratif ini menjadi bagian penting dalam menghadapi krisis sedimentasi ekstrem di Bendungan Panglima Besar Soedirman (Mrica) — salah satu aset strategis nasional di sektor energi dan ketahanan pangan.
Kolaborasi lintas lembaga tersebut mengemuka dalam audiensi nasional yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada 24 Oktober 2025.
Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Bupati Banjarnegara Amelia Desiana, serta Senior Manager PT Indonesia Power UBP Mrica, bersama perwakilan Bappenas dan GAKKUM KLHK.
“Alih fungsi lahan besar-besaran menjadi hortikultura di Kecamatan Wanayasa dan Batur telah memperburuk risiko longsor, banjir luapan, serta kekeringan di kawasan hulu,”
jelas Bupati Banjarnegara Amelia Desiana.
PLN Indonesia Power melaporkan bahwa tingkat sedimentasi di Waduk Mrica telah mencapai 90 persen, menyisakan hanya sekitar 10 persen kapasitas air.
Situasi ini mengancam tiga fungsi utama waduk, yaitu sebagai:
1. Pembangkit listrik untuk menopang sistem energi nasional,
2. Penyedia air irigasi bagi sektor pertanian, dan
3. Pengendali banjir di Banjarnegara dan wilayah sekitarnya.
Krisis sedimentasi tersebut berdampak langsung terhadap operasi pembangkit, stabilitas ekonomi regional, dan ketahanan energi nasional. Karena itu, pemulihan Waduk Mrica menjadi tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja lintas sektor.
Dari sisi sosial, Prof. Imam Prasojo, sosiolog dari Universitas Indonesia, menyoroti peran Kampung Ilmu SerayuNetwork sebagai motor penggerak masyarakat dalam pemulihan lingkungan berbasis gotong royong.
Melalui penanaman pohon, penguatan ekonomi peternakan, dan sinergi lintas lembaga, gerakan ini telah membawa dampak nyata bagi wilayah hulu Serayu.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni pun mengapresiasi inisiatif tersebut. Ia menegaskan pentingnya dukungan berkelanjutan pemerintah dalam bentuk penyediaan bibit, pemberdayaan ekonomi hijau, serta penegakan hukum terhadap perambahan hutan.
Audiensi nasional itu menghasilkan tiga kesepakatan strategis untuk mempercepat pemulihan ekologi dan menjaga keberlanjutan energi:
1. DAS Serayu dan Waduk Mrica Diusulkan Jadi Program Strategis Nasional (PSN)
Bappenas siap menyusun naskah akademik guna mendukung pengusulan ini, mengingat peran vital DAS Serayu bagi energi, pangan, dan keselamatan publik.
2. Penyediaan Bibit dan Reaktivasi Persemaian
KLHK berkomitmen menyediakan bibit pohon sesuai kebutuhan masyarakat serta menghidupkan kembali program Kebun Bibit Rakyat di Banjarnegara.
3. Penegakan Hukum terhadap Perambahan Hutan
GAKKUM KLHK akan menurunkan tim lapangan untuk menindak tegas praktik perusakan hutan dan ekosistem di kawasan hulu Serayu.
Forum nasional tersebut juga menyoroti potensi bencana besar jika kondisi Waduk Mrica terus memburuk, termasuk banjir besar, kerusakan infrastruktur vital, dan ancaman terhadap wilayah Banyumas hingga Cilacap.
Melalui sinergi kebijakan lintas kementerian, PLN Indonesia Power bersama pemerintah daerah dan masyarakat meneguhkan tekad untuk menjaga keberlanjutan energi nasional melalui pemulihan ekologi Serayu.
Langkah ini menjadi wujud nyata transformasi hijau yang tak hanya melindungi alam, tetapi juga memastikan kesejahteraan masyarakat dari hulu hingga hilir.