
SERAYUNEWS – Sebagai wujud nyata komitmen perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar, Telkom University Purwokerto sukses menyelenggarakan program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) di Kabupaten Banjarnegara.
Kegiatan yang mengusung tajuk “Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Augmented Reality Menggunakan Assemblr Edu” ini ditujukan khusus bagi tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Danaraja. Langkah strategis ini diambil guna menjawab tantangan literasi digital yang kian mendesak di era pendidikan modern.
Dilaksanakan pada Rabu, 17 Desember 2025, pelatihan ini diikuti oleh 22 guru dan staf dengan antusiasme yang tinggi. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Danaraja, Ibu Nur Maziyyatin, S.Pd., secara resmi membuka kegiatan tersebut dan memberikan apresiasi mendalam atas inisiatif tim akademisi dari Telkom University Purwokerto. Menurutnya, adopsi teknologi Augmented Reality (AR) merupakan terobosan baru yang sangat dibutuhkan sekolah untuk meningkatkan kualitas interaksi di dalam kelas.
“Kami merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. Pembuatan media pembelajaran menggunakan AR adalah hal yang baru bagi kami, dan dari pelatihan ini kami berharap guru-guru dapat lebih variatif dalam memvisualisasikan materi pembelajaran kepada siswa,” tutur Ibu Nur Maziyyatin. Pihak sekolah berharap, keterampilan baru ini dapat segera diterapkan untuk membantu siswa memahami materi yang bersifat abstrak melalui bantuan visualisasi 3D.
Program pengabdian ini dilatarbelakangi oleh observasi tim dosen terhadap masih terbatasnya variasi media pembelajaran di tingkat dasar, yang selama ini umumnya masih mengandalkan buku teks cetak dan presentasi PowerPoint sederhana.
Meski SD Muhammadiyah Danaraja telah menyandang akreditasi A dengan fasilitas internet yang mampuni, optimalisasi teknologi untuk kebutuhan pedagogis masih perlu ditingkatkan. Hal ini penting untuk mendukung karakteristik siswa generasi digital yang membutuhkan stimulasi visual yang lebih kontekstual.
Tim pengabdian yang dipimpin oleh Dany Candra Febrianto dan Nenen Isnaeni, dosen dari Program Studi S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto, memperkenalkan Assemblr Edu sebagai perangkat utama. Platform ini dipilih karena sifatnya yang ramah pengguna (user-friendly) dan tidak memerlukan keahlian pemrograman atau coding. Guru dapat dengan mudah mengoperasikannya melalui komputer maupun gawai (smartphone), menjadikannya solusi praktis bagi pengajaran di sekolah dasar.
Dosen pendamping menjelaskan bahwa teknologi AR mampu memindahkan objek digital ke dalam dunia nyata secara visual, sehingga konsep-konsep rumit seperti struktur anatomi tubuh, tata surya, hingga bangun ruang dapat dipelajari secara lebih nyata. Dengan demikian, kesenjangan pemahaman antara teori di buku dan realita visual dapat diminimalisir melalui teknologi yang tepat guna ini.

Pelatihan ini dirancang secara sistematis dalam tiga tahap utama untuk memastikan setiap peserta benar-benar menguasai materi. Tahap pertama dimulai dengan pengenalan konsep dan pemberian motivasi mengenai urgensi AR dalam pendidikan. Tahap kedua merupakan sesi praktik langsung di mana guru dibimbing untuk menghasilkan minimal satu produk media pembelajaran siap pakai. Tahap terakhir ditutup dengan pendampingan dan refleksi melalui simulasi pembelajaran di hadapan rekan sejawat.
Metode partisipatif yang diterapkan, mulai dari pre-test hingga workshop lanjutan, terbukti efektif mendorong keterlibatan aktif para guru. Selama sesi berlangsung, peserta tampak mencoba mengembangkan berbagai media interaktif yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang mereka ampu masing-masing. Keberhasilan pelatihan ini tidak hanya berhenti pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga menghasilkan berbagai luaran formal bagi institusi.
Telkom University Purwokerto berharap program ini menjadi katalisator bagi terciptanya ekosistem inovasi pembelajaran berbasis teknologi di wilayah Banjarnegara. Dengan keterampilan digital yang semakin mumpuni, para guru diharapkan mampu mengurangi kesenjangan literasi digital dan mencetak generasi penerus yang kompetitif di masa depan.***