SERAYUNEWS- Sebuah tugu unik kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, bukan karena kontroversi, melainkan karena desainnya yang luar biasa realistis.
Tugu Biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mendadak viral di media sosial dan jadi perbincangan hangat warganet.
Selain ramai di media sosial akun lokal, berbagai akun nasional
Lokasi Tugu Biawak ini terletak di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang-Secang. Tak jauh dari Jembatan Krasak, patung biawak ini seolah menyambut para pengguna jalan dengan tampilan yang menyerupai biawak hidup.
Detail sisik, tekstur kulit, hingga posisi tubuh yang sangat alami, membuat banyak orang mengira itu hewan sungguhan. Pengendara yang melintas dari Banjarnegara menuju Wonosobo atau sebaliknya pasti akan salfok.
Tak sedikit pengendara yang mengaku terkejut saat melintas, bahkan banyak yang sengaja berhenti untuk berfoto. Lokasi ini pun menjelma menjadi spot swafoto baru yang hits di Wonosobo.
Jembatan Krasak dulunya dikenal sebagai Jembatan Biawak, karena sering terlihat kawanan biawak di sekitar aliran Sungai Serayu. Bahkan, daerah sekitar pernah dianggap angker dan kurang terawat setelah rumah makan Belimbing di kawasan itu tutup.
Kini, transformasi kawasan itu sungguh mencengangkan. Dengan kehadiran Tugu Biawak setinggi lima meter, kawasan Krasak berubah menjadi titik ikonik yang menghubungkan Wonosobo dan Banjarnegara.
Masyarakat menyebut daerah ini dengan istilah khas “Krasak Mbenyawak”, merujuk pada sejarah lokal yang kini dalam bentuk monumen kreatif.
Menariknya, pembangunan tugu yang tampak mewah ini hanya dengan anggaran sekitar Rp50 juta. Dana tersebut kabarnya berasal dari Dana Desa, jumlah yang sangat efisien jika dibandingkan dengan proyek serupa di daerah lain yang kerap menelan biaya ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Tidak seperti kasus tugu kura-kura yang sempat menuai kritik karena desain dan biayanya, Tugu Biawak justru menuai pujian. Warganet memuji kreativitas dan efektivitas anggarannya.
“Beginilah kalau Dana Desa dipakai cerdas, hasilnya keren dan bermanfaat,” tulis salah satu komentar di media sosial.
Kini, tugu tersebut tidak hanya menjadi objek wisata mini yang menyedot perhatian, tetapi juga menjadi lambang baru bagi warga Desa Krasak.
Ikon ini memperkuat identitas lokal yang unik sekaligus menjadi pengingat akan sejarah alam yang pernah hidup di kawasan tersebut.
Dengan viralnya Tugu Biawak ini, Wonosobo sekali lagi membuktikan bahwa ikon daerah tak harus mahal.
Asalkan dikerjakan dengan kreatif, realistis, dan punya nilai sejarah, tugu bisa menjadi pemantik perhatian nasional bahkan internasional.
Mungkin itulah semangat yang tergambar dari berdirinya Tugu Biawak di Wonosobo. Realistis, menghibur, sarat makna, dan tentu saja hemat. Tepuk tangan untuk kreativitas desa!