Purwokerto, serayunews.com
Menurut sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini, tidak mudah untuk mengadvokasi desa-desa supaya melakukan pendataan yang akurat dan rutin. Sehingga dinas harus kerja keras memberikan support dan pendampingan, mengingat SDM serta anggaran desa yang terbatas.
“Data kemiskinan ini sangat penting, karena menjadi acuan untuk berbagai kegiatan ataupun program pemerintah daerah, termasuk juga DPRD. Sehingga saat Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan kepala yang baru ini, bekerja keras menuntaskan pendataan dengan cepat, saya sangat mengapresiasi,” tuturnya.
Lebih lanjut Andrias mengatakan, berbagai macam bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah, membutuhkan data yang akurat dan update. Seringkali yang terjadi di lapangan, data kemiskinan tidak update, tidak ada pembaharuan data dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga muncul permasalahan bantuan salah sasaran dan sebagainya.
Baca juga: [insert page=’pembangunan-jalan-dan-jembatan-pegalongan-mandirancan-tidak-bisa-selesai-tahun-ini-begini-penjelasan-pemkab-banyumas’ display=’link’ inline]
“Saya di Komisi IV, sering mendapat pengaduan warga tentang bantuan yang salah sasaran, ada warga mampu mendapatkan bantuan, sedangkan yang benar-benar miskin justru tidak memperoleh bantuan. Akar dari semua permasalahan tersebut adalah data,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinsospermasdes Kabupaten Banyumas, Arif Triyanto S.Sos memaparkan, alam dua minggu, pihaknya bisa mempercepat pendataan warga miskin dari 20 persen menjadi 99 persen. Hal ini tidak terlepas dari peran desa beserta perangkatnya serta para pendamping desa yang tanpa lelah melakukan edukasi.
“Kemarin kita sempat terendah dalam verval se Jateng dan alhamdulillah sekarang sudah bisa mengejar ketertinggalan. Kita dorong dan terus pantau desa dalam melakukan pendataan, tentunya juga dengan melibatkan pendamping desa,” jelasnya.
Untuk data terkini kemiskinan ekstrem di Banyumas ada pada 60 desa yang tersebar di 21 kecamatan. Dinsospermasdes juga sudah mengupdate detail data RTLH, rumah yang belum memiliki jamban, yang belum tersalurkan air bersih, belum ada listrik dan sebagainya, termasuk juga data stunting dan lain-lain.
Baca juga: [insert page=’tim-pprc-polresta-banyumas-sita-ribuan-butir-petasan-dari-kendal-yang-siap-edar’ display=’link’ inline]
“Ke depan kita harapkan semua desa bisa menyajikan data yang lebih komprehensif. Kendala-kendala seperti keterbatasan SDM, keterbatasan pemahaman akan pendataan berbasis aplikasi ataupun dukungan anggaran, bisa kami minimalisir. Tentunya, dengan kemauan bekerja keras, mengingat verval ini seharusnya setiap bulan,” kata Arif.