SERAYUNEWS – Ratusan siswa SMKN 2 Surakarta, Jawa Tengah, kini menghadapi risiko besar kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Penyebabnya diduga berasal dari kelalaian pihak sekolah yang gagal menyelesaikan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sebuah syarat utama dalam pendaftaran SNBP.
PDSS sendiri merupakan sistem yang merekam nilai rapor dan prestasi akademik siswa. Data ini menjadi acuan utama dalam proses seleksi SNBP.
Proses finalisasi PDSS sepenuhnya berada di tangan pihak sekolah, dan apabila batas waktu yang telah ditentukan tidak dipenuhi, maka seluruh siswa otomatis tidak dapat mengikuti seleksi tanpa ujian ini.
Akibat kelalaian ini, banyak siswa yang awalnya mengandalkan SNBP kini terpaksa mencari jalur lain, seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau seleksi mandiri di perguruan tinggi masing-masing.
Hal ini tentu menjadi pukulan berat bagi para siswa yang telah bersiap mengikuti SNBP sebagai jalan utama mereka menuju perguruan tinggi.
Insiden ini langsung memicu kemarahan dari siswa dan orang tua. Pada Senin (3/2/2025), ratusan siswa bersama wali murid menggelar aksi protes di halaman sekolah, menuntut kejelasan dari pihak sekolah terkait kegagalan dalam finalisasi PDSS.
Mereka mendesak pihak sekolah untuk bertanggung jawab dan mencari solusi konkret atas masalah ini.
Selain aksi di lapangan, keresahan siswa juga meluas ke media sosial. Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun Twitter @ndanchols.
“Edan, sekelas SMK 2 Surakarta bisa lalai tidak finalisasi SNBP. Finalisasi PDSS tidak ada kaitan dengan jurusan yang diambil apalagi aktivasi akun siswa padahal. Ngerii.
Hilang harapan siswanya lewat jalur SNBP, kasihan ini,” tulisnya.
Viralnya isu ini di media sosial semakin menekan pihak sekolah dan dinas pendidikan untuk segera memberikan tanggapan dan solusi bagi siswa yang terdampak.
Kasus ini menarik perhatian Dinas Pendidikan Jawa Tengah, yang kini sedang melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab utama kelalaian administrasi ini.
Pihak dinas berjanji akan mengusut tuntas permasalahan ini serta mencari jalan keluar bagi para siswa yang dirugikan.
Selain itu, banyak pihak berharap agar panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberikan kebijakan khusus bagi siswa yang terdampak.
Namun, hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai kemungkinan dispensasi bagi mereka.
Kelalaian ini berdampak besar bagi siswa kelas XII di SMKN 2 Surakarta. Mereka yang sudah mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi melalui jalur SNBP kini harus menghadapi tantangan baru.
SNBT menjadi opsi utama bagi mereka, tetapi jalur ini melibatkan ujian berbasis komputer. Padahal, para siswa telah lama mempersiapkan diri mengejar prestasi akademik selama sekolah. Sehingga, prestasi mereka seakan tidak terpakai.
Sementara itu, sebagian siswa yang tidak ingin mengambil SNBT mungkin akan mencoba jalur seleksi mandiri, yang biasanya memiliki biaya lebih tinggi dari jalur prestasi.
Ketidakpastian ini tentu memberikan tekanan mental yang besar bagi para siswa di tengah persiapan kelulusan mereka.
\Kelalaian dalam finalisasi PDSS bukan sekadar masalah teknis, tetapi memiliki dampak besar terhadap masa depan siswa.
Saat ini, ratusan siswa SMKN 2 Surakarta hanya bisa menunggu keputusan dari pihak berwenang.***