Banjarnegara, serayunews.com
Pemetaan wilayah kekeringan ini dilakukan sebagai tindakan antisipasi serta pencegahan jika nantinya terjadi bencana kekeringan di wilayah Banjarnegara. Pemetaan ini dilakukan atas dasar permohonan droping air bersih saat musim kemarau tahun lalu.
Kalakhar BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, jika melihat data tahun lalu, sedikitnya ada 11 kecamatan dengan 32 desa yang mengalami kekeringan pada tahun lalu. Jumlah tersebut mendasar pada usulan permintaan droping air yang masuk ke BPBD Banjarnegara tahun 2020.
Sejumlah 32 desa tersebut meliputi kelurahan Semampir, Kecamatan Banjarnegara; Desa Wanadri, Kebondalem, Kecamatan Bawang; Desa Rakitan, Kecamatan Madukara; Desa Somawangi, Desa Kaliwungu, Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja; Desa Kebutuhduwur, Desa Kebutuhjurang, Desa Duren, Desa Pagedongan, Desa Lebakwangi, Kecamatan Pagedongan; Desa Tribuana Kecamatan Punggelan.
Selain itu Desa Merden, Desa Petir, Desa Kaliajir, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwanegara; Desa Purwareja, Desa Srikandi, Kecamatan Puwareja Klampok; Desa Susukan, Desa Gumelem Kulon, Desa Derik, Desa Panerusan Kulon, Desa Panerusan Wetan, Desa Karangsalam, Desa Karangjati, Kecamatan Susukan; Desa Wanadadi, Desa Karang kemiri, Desa Lemahjaya, Kecamatan Wanadadi; dan Desa Bandingan, Desa Pingin, Kecamatan Rakit.
“Pada musim kemarau tahun lalu, kekeringan ini berdampak pada sekitar 20.477 kepala keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 67.591 jiwa,” katanya.
Sebagai antisipasi, selain melakukan penghijauan, pada beberapa desa juga sudah mulai melakukan pipanisasi serta pam desa dengan memanfaatkan sumber air yang ada hingga pembuatan sumur bor. Dengan begitu, pemerintah berharap masalah kekeringan di Banjarnegara dapat teratasi. Sehingga nantinya tidak ada lagi masyarakat yang kekurangan air bersih saat musim kemarau.