Purwokerto, serayunews.com
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinkanak Kabupaten Banyumas, Yan Ariwidadi, dalam kunjungan bersama timnya di Pasar Hewan Ajibarang, mereka melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan sapi tersebut memiliki gejala PMK atau tidak.
“Jadi kita lihat adakah ciri-ciri pada kaki luka atau di mulut. Hari ini kita menemukan ada tiga yang terindikasi penyakit tersebut pada sapi perah. Ternyata kami cek mengarah ke Penyakit Mulut dan Kuku. Kakinya pincang, kukunya mau lepas, di mulut ada bercak-bercak luka, kemudian di kuping kukunya ada luka. Saat kami cek suhu juga mencapai 40 derajat celcius, normalnya itu 38-39 derajat celcius,” ujar dia.
Suhu 40 derajat celcius pada hewan, memang dikatagorikan demam, hal tersebut menunjukan adanya virus yang diindikasikan sudah masuk ke dalam tubuh hewan. Sehingga perlu ada penanganan cepat, jika memang hewan tersebut terindikasi PMK.
“Kalau ada indikasi ke arah sana, kami menyarankan kepada pemilik sapi agar yang sakit disendirikan, kemudian diobati. Kalau tidak bisa diobati, dipotong saja untuk memutus rantai penyebaran,” ujar dia.
Untuk memastikan tiga sapi yang terindikasi terkena virus PMK, pihaknya akan membawa sampel darah sapi ke laboratorium veteriner di Wates. Namun, hasilnya akan keluar memakan waktu yang cukup lama, karena banyak antrean di sana.
“Kami sudah melakukan penyemprotan di pasar, baik terhadap truk yang membawa sapi maupun sapi dan pasar itu sendiri, penyemprotan desinfektan,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan kepada para pedagang agar tidak tergiur untuk membeli sapi dengan harga yang murah. Karena dari informasi yang didapatkan, penyebaran PMK sudah sangat cepat.
“Seperti di Kebumen dan Boyolali juga sudah ada yang positif (PMK, red). Kalau pedagang pokoknya jangan tergiur harga murah, telusuri dari mana asal sapinya, kalau dari Jawa Timur itu kan sudah tidak boleh keluar,” kata dia.