Purwokerto, serayunews.com
Miss Cikita, berdiri di depan kelas sambil menjelaskan arti Asmaul Husna dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak siswa Puhua Primary tampak menyimak dan sesekali terjadi dialog antara siswa dan guru dengan penuh antusias.
“Ar Rahman artinya Maha Pengasih, karena Allah SWT mempunyai sifat penyayang. Maka sudah seharusnya kita juga harus menyanyangi diri sendiri. Coba sebutkan wujud dari cinta kita kepada diri sendiri,” kata Miss Cikita yang disambut beberapa siswa mengacungkan jari.
Sekelumit dialog tersebut merupakan gambaran proses pembelajaran di Puhua School. Seluruh mata pelajaran memiliki metode ajar yang menyenangkan dan menempatkan siswa sebagai center atau pusat pembelajaran. Tak terkecuali di kelas Agama Islam kelas 1 dengan pengampu Miss Cikita.
Baca juga: [insert page=’unik-pertunjukan-barongsai-siswa-puhua-school-awali-pembukaan-pasar-ramadan-ump’ display=’link’ inline]
Untuk materi Asmaul Husna, siswa tak sekadar memahami abstraksi sifat-sifat Allah SWT, namun juga mendapatkan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat memahami secara komprehensif. Agar siswa mengingat cepat dan mudah, berbagai gambar, termasuk aktivitas mewarnai menjadi teknik transformasi pengetahuan agar siswa mengenal dan memahami sesuai jenjang usianya.
Miss Cikita memantik siswa untuk menyebutkan bentuk kasih sayang di sekitar siswa mulai terhadap diri sendiri, alam sekitar, hingga pada sesama. Selanjutnya, Miss Cikita membagikan worksheet atau lembar kerja berisi beberapa gambar yang belum berwarna. Siswa digiring menalar topik sesuai gambar dengan mengelompokkan dan memberi tanda sikap yang meneladani kasih sayang Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir kegiatan, Miss Chika mengajak siswa berani mempresentasikan hasil karyanya di depan guru dan teman-temannya untuk mengetahui sejauh apa penangkapan siswa atas materi hari itu.
“Di Puhua School, seluruh siswa memiliki kelas agama sendiri lengkap dengan guru pengampu sesuai agamanya. Contohnya di pelajaran agama Islam ini. Toleransi dalam keberagaman menjadi landasan pendidikan di sekolah kami,” ujar Yohanes Tri Cahyadi, Kepala Primary (SD) Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan.
Metode pembelajaran Miss Cikita adalah student based learning yakni siswa jenjang kelas 1 SD mengalami proses pembentukan karakter positif. Karakter positif itu antara lain aktif, kreatif, percaya diri, dan berani. Selain itu, melalui kegiatan pembelajaran ini, anak-anak mendapatkan kebebasan untuk mengungkapkan ide dan pikiran mereka. Sehingga, mereka terlibat langsung (involved) agar mampu memahami materi di kelas ini.