SERAYUNEWS – Pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh mencapai 1.648 orang. Pemerintah Provinsi Aceh menyebut bahwa para pengungsi tersebut tersebar di 8 tempat penampungan.
Hal itu atas pernyataan dari PJ Gubernur Aceh Achmad Marzuki di Banda Aceh, Senin malam 11 Desember 2023.
“Untuk saat ini pengungsi (Rohingya) yang ada di Aceh berjumlah sekitar 1.648 orang yang tersebar di 8 titik,” katanya.
Lalu, bagaimana kelangsungan etnis Rohingya yang sedang mengungsi tersebut? Siapakah yang berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal dan makanan bagi mereka?
Berdasarkan Perpres Nomor 125 Tahun 2016 bahwa pemerintah kabupaten/kota harus menyiapkan tempat untuk lokasi pengungsi.
“Ada kewajiban untuk menyiapkan MCK, tempat tinggal, tempat ibadah, sanitasi, kesehatan, dan lain sebagainya,” Ujar Achmad.
Menurutnya, pemenuhan kewajiban itu akan di-bantu oleh UNHCR dan IOM.
Bagi yang belum tahu, perihal etnis Rohingya yang mengungsi atau kabur dari negaranya ini sudah ada sejak tahun 2016.
Saat itu, ratusan orang Rohingya tiba di perairan Indonesia dalam kondisi lapar, kurang gizi, dan juga kesehatan yang buruk.
Etnis Rohingya adalah etnis kelompok Muslim yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Mereka menjadi etnis minoritas karena agama mayoritas di Myanmar adalah Buddha dan sejak tahun 1982 etnis Muslim Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan.
Akibatnya, mereka tidak mendapatkan hak-hak sebagai warga negara Myanmar atau tidak dianggap sebagai bagian dari warga negara tersebut.
Etnis Rohingya memiliki bahasa dan budaya tersendiri yang berbeda dari bahasa dan budaya yang ada di Myanmar.
Secara fisik, etnis Rohingya juga cenderung lebih mirip dengan orang India hingga Bangladesh alih-alih orang Myanmar yang merupakan Suku Bamar.
Hal itu juga yang menjadi penyebab etnis Rohingya berbeda dengan orang-orang di Myanmar.
Pada akhir abad ke-18 Inggris menjajah Myanmar dan juga India. Pada saat itu banyak orang India yang datang ke Myanmar untuk bekerja pada Inggris.
Hal ini menyebabkan orang Myanmar merasa bahwa orang India merampas lapangan pekerjaan mereka karena banyak juga muslim Rohingya yang juga direkrut Inggris menjadi tentara pada Perang Dunia II dan memerangi umat Buddha penduduk asli Myanmar.
Tidak berhenti sampai di situ, saat penjajahan dan perang berakhir etnis Rohingya masih tinggal di Myanmar tepatnya Rakhine.
Mereka pun akhirnya dibenci dan dipandang sebagai imigran ilegal dan tidak diperlakukan dengan baik.
Atas hal itu, etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh, Malaysia dan juga Indonesia hingga saat ini.
Lalu, apakah pengungsi Rohingya diterima dengan baik di Aceh?
Achmad Marzuki menyampaikan bahwa memberikan bantuan pada pengungsi diutamakan pada tempat tinggal dan makanan yang mengutamakan kemanusiaan.
Rakyat Aceh pun menyetujui untuk melakukan bantuan kemanusiaan.
“Jadi masyarakat Aceh sendiri kalau Rohingya sudah berada di laut ya diterima tapi setelah di darat kita harus pikirkan tempatnya,” sambungnya.
Itulah informasi mengapa etnis Rohingya kabur dari Myanmar dan mengungsi ke negara lain.***