
SERAYUNEWS – Banjir merupakan salah satu bencana alam yang kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia, terutama ketika curah hujan meningkat secara signifikan.
Fenomena ini biasanya muncul akibat aliran sungai yang meluap, sistem drainase yang tidak mampu menahan debit air, ataupun hujan deras berkepanjangan.
Dampaknya tidak hanya merendam pemukiman, tetapi juga mengganggu aktivitas masyarakat, merusak infrastruktur, serta menimbulkan kerugian material dan psikologis.
Dalam ajaran Islam, umat dianjurkan untuk memperbanyak doa ketika menghadapi situasi-situasi genting, termasuk saat hujan lebat yang berpotensi menimbulkan banjir.
Doa dipandang sebagai bentuk permohonan sekaligus pengharapan agar Allah SWT memberikan perlindungan dan mengalihkan bencana ke tempat yang lebih aman atau menjadikannya sebagai rahmat.
Beberapa kitab dan panduan ibadah juga mencantumkan bacaan doa khusus agar terhindar dari musibah banjir.
Berikut ini rangkuman tiga doa yang dapat dibaca ketika hujan deras turun, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya, sebagaimana disebutkan dalam buku Tuntunan Doa & Zikir Sehari-hari (2019) oleh Redaksi QultumMedia serta Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari (2018) karya Muhammad Habibillah.
Bacaan ini dapat menjadi amalan tambahan untuk memohon perlindungan, disertai usaha nyata seperti menjaga lingkungan, memperbaiki drainase, dan tidak membuang sampah sembarangan.
Doa pertama merupakan salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca Nabi Muhammad SAW ketika hujan mulai turun dengan intensitas tinggi.
Doa ini berisi permohonan agar Allah SWT menurunkan hujan di tempat-tempat yang membutuhkan, bukan di area yang justru dapat memicu bencana.
Bacaan Arab:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Latin:
Allahumma hawalaina wa la ‘alaina, Allahumma ‘alal akami wazh-zhirabi, wa buthunil audiyati, wa manabitisy syajar.
Artinya:
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, bukit-bukit, lembah-lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
Doa ini menunjukkan bahwa hujan pada dasarnya adalah rahmat, namun dapat berubah menjadi bencana apabila turun tanpa henti di area yang tidak mampu menampungnya.
Doa kedua memiliki redaksi yang lebih panjang, mencakup permohonan perlindungan dari berbagai musibah, termasuk wabah penyakit, serangan bencana, kematian mendadak, hingga takdir yang buruk.
Doa ini dapat dibaca ketika situasi cuaca ekstrem atau ketika muncul ancaman bencana yang tidak dapat diprediksi.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الطَّعْنِ وَالطَّاعُوْنِ وَمِنْ هُجُوْمِ الْبَلَاءِ وَمِنْ مَوْتِ الْفَجْأَةِ وَمِنْ سَعْرَةِ الْحُمَّى وَمِنْ سُوْءِ الْقَضَاءِ وَمِنْ شَرِّ الْبَلَاءِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ دَرْكِ الشَّقَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُوْنَ. رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.
Allahumma inni a’udzu bika minat tha’ni wath tha’uni wa min hujumil bala’i wa min mautil faj’ati wa min sa’ratil humma wa min su’il qadha’i wa min syarril bala’i wa na’udzu bika min darkisy syaqa’i wa syamatatil a’da’i ya Hayyu ya Qayyumu ya Dzal Jalali wal Ikram. Rabbanaksyif ‘annal ‘adzaba inna mu’minun. Rabbanashrif ‘anna ‘adzaba Jahannama inna ‘adzabaha kana garama.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tikaman (musuh) dan wabah penyakit, dari serangan bencana, dari kematian mendadak, dari panasnya demam, dari takdir yang buruk, dan dari keburukan ujian.
Dan kami berlindung kepada-Mu dari menemui penderitaan dan dari cemoohan musuh. Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, Wahai Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.
Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, sungguh azab itu adalah kebinasaan yang kekal.”
Doa ketiga memuat pengakuan dosa serta permohonan agar Allah memberikan jalan keluar dari berbagai kesulitan, termasuk bencana alam.
Meskipun tidak secara langsung menyebut banjir, doa ini relevan untuk memohon keselamatan dan perlindungan.
رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ
Rabbanaa amattanats nataini, wa ahyaitanats nataini, fa‘tarafnaa bidzunuubina, fahal ilaa khuruujin min sabiil.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali, dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka, adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
Selain mengamalkan doa-doa tersebut, umat Islam juga dianjurkan untuk tetap berikhtiar.
Upaya seperti membersihkan saluran air, menjaga lingkungan, serta mematuhi peringatan cuaca dari pemerintah menjadi bagian penting dalam mencegah dampak banjir.
Doa dan usaha yang dilakukan secara seimbang diharapkan mampu membawa keselamatan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.***