SERAYUNEWS – Sejak zaman dahulu, dunia telah menyaksikan kemunculan dan hilangnya banyak negara dari peta dunia.
Fenomena ini bukan hal baru, tetapi tetap menyedihkan ketika melihat negara-negara modern yang saat ini terancam mengalami nasib serupa.
Artikel ini akan menyajikan informasi tentang negara-negara yang terancam hilang dan penyebabnya. Yuk, simak hingga tuntas.
Penyebab hilangnya negara bisa sangat beragam. Beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor alam seperti perubahan iklim ekstrem, bencan alam, dan naiknya permukaan laut.
Namun, tak sedikit juga yang dipicu oleh ketegangan politik, peperangan, konflik internal, hingga krisis kemanusiaan.
Tuvalu adalah negara kecil di Samudera Pasifik yang hanya berada beberapa meter di atas permukaan laut.
Dengan meningkatnya suhu global, es di kutub mencair dan menyebabkan permukaan air laut naik drastis. Hal ini menjadikan Tuvalu sebagai salah satu negara yang paling rentan tenggelam.
Bahkan, pemerintah Tuvalu telah mulai membuat rencana evakuasi dan mendigitalisasi negaranya sebagai bentuk pelestarian identitas nasional jika nantinya benar-benar hilang secara fisik.
Sebagai destinasi wisata kelas dunia, Maladewa (Maldives) terkenal dengan keindahan pantainya. Namun, keindahan itu kini berada di ujung tanduk.
Negara kepulauan ini juga terancam tenggelam karena permukaan tanahnya yang sangat rendah.
Pemerintah Maladewa bahkan pernah membeli tanah di negara lain sebagai alternatif tempat tinggal bagi warganya jika situasi semakin buruk. Perubahan iklim menjadi musuh utama bagi kelangsungan hidup negara ini.
Meskipun secara wilayah cukup luas, Bangladesh menghadapi tantangan besar dari kombinasi antara naiknya air laut, banjir musiman, dan kepadatan penduduk yang tinggi.
Wilayah pesisir Bangladesh terancam tenggelam, sementara banjir besar yang kerap melanda juga memperburuk keadaan.
Banyak ahli meyakini bahwa sebagian besar wilayah Bangladesh akan tidak bisa dihuni dalam beberapa dekade ke depan.
Taiwan berada dalam posisi politik yang sangat rumit. Meskipun memiliki pemerintahan sendiri, Taiwan diklaim sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok.
Ketegangan antara Taiwan dan Tiongkok terus meningkat, terlebih dengan dukungan dari Amerika Serikat kepada Taiwan.
Jika konflik ini berkembang menjadi perang terbuka, ada kemungkinan Taiwan bisa kehilangan kedaulatan dan diintegrasikan sepenuhnya ke dalam Tiongkok.
Korea Utara terkenal sebagai negara tertutup dengan pemerintahan otoriter yang sangat ketat.
Namun, tekanan ekonomi, diplomatik, dan kemanusiaan yang terus meningkat bisa mengarah pada perubahan besar. Beberapa pengamat memperkirakan bahwa Korea Utara bisa saja runtuh dari dalam dan akhirnya bersatu kembali dengan Korea Selatan.
Jika itu terjadi, maka nama “Korea Utara” bisa benar-benar hilang dari peta.
Di era modern ini, kombinasi antara bencana alam dan konflik manusia menciptakan risiko nyata terhadap eksistensi beberapa negara.
Hilangnya negara dari peta bukanlah sekadar cerita masa lalu. Masyarakat internasional diharapkan tidak tinggal diam.
Isu perubahan iklim dan perdamaian global harus menjadi prioritas demi menyelamatkan nasib negara-negara yang terancam ini.***