SERAYUNEWS- Pekan pertama BRI Super League 2025/26 resmi berakhir, dan publik sepak bola Indonesia disuguhi drama yang begitu memikat.
Gol-gol yang tercipta di masa injury time menjadi sorotan utama, membuktikan bahwa pertandingan belum benar-benar selesai hingga peluit akhir berbunyi.
Dari enam laga pembuka, setidaknya lima pertandingan diwarnai gol telat yang mengubah jalannya cerita di lapangan.
Melansir laman resmi I-League, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai gol-gol drama injury time warnai Pekan Perdana BRI Super League 2025/26:
Persija Jakarta membuka musim dengan penuh percaya diri. Menjamu Persita Tangerang, Macan Kemayoran tampil dominan sejak menit awal.
Tiga gol yang tercipta sebelum menit ke-90 sudah cukup membuat The Jakmania berpesta di tribun. Namun Allano menambah euforia itu di menit 90+2 melalui gol indahnya yang memanfaatkan celah di lini belakang lawan.
Skor akhir 4-0 bukan hanya memastikan tiga poin, tetapi juga menempatkan Persija di puncak klasemen sementara dengan catatan klinis: 14 tembakan, 6 on target, dan 4 gol.
Di Stadion Kanjuruhan, Arema FC menunjukkan mengapa mereka termasuk kandidat kuat juara. Menghadapi PSBS Biak, Singo Edan unggul cepat lewat penalti di awal laga dan terus menambah gol hingga unggul 4-0.
Meski Luquinhas mencetak gol hiburan di menit 90+6 dari titik putih, Arema terlalu superior untuk dibendung. Menariknya, Arema hanya butuh 11 tembakan dengan 6 tepat sasaran untuk menghasilkan 4 gol, sebuah efisiensi yang mengesankan.
PSM Makassar sebenarnya berada di atas angin ketika unggul 1-0 atas tamunya, Persijap Jepara. Dukungan suporter tuan rumah membuat mereka tampil menekan.
Namun, semangat pantang menyerah Persijap membuahkan hasil ketika Carlos Franca mencetak gol di menit 90+9. Gol tersebut tak hanya menggagalkan kemenangan PSM, tapi juga menjadi salah satu momen paling dramatis pekan ini.
Persebaya Surabaya yang tampil di hadapan Bonek justru dikejutkan PSIM Yogyakarta. Bermain solid di lini belakang dan memanfaatkan peluang emas, PSIM berhasil mencuri gol lewat Ezequiel Vidal di menit 90+2.
Kemenangan 1-0 ini menjadi bekal berharga bagi Laskar Mataram sekaligus peringatan bagi tim-tim besar lainnya bahwa tidak ada laga yang mudah di BRI Super League musim ini.
Bali United tampil menguasai laga saat menjamu Persik Kediri. Dengan catatan 23 tembakan, Serdadu Tridatu terlihat agresif. Namun, efektivitas penyelesaian akhir menjadi masalah besar.
Dari delapan tembakan tepat sasaran, hanya satu yang berbuah gol, itupun melalui Boris Kopitovic di menit 90+6. Hasil imbang 1-1 ini menyisakan pekerjaan rumah besar bagi lini depan Bali United.
Data pekan pertama BRI Super League 2025/26 menunjukkan kontras antara tim yang efektif dan tim yang boros peluang:
⦁ Bali United: 23 tembakan, 8 on target, 1 gol → Rasio gol per on target: 12,5%.
⦁ Dewa United Banten FC: 22 tembakan, 7 on target, kalah 1-3 dari Malut United.
⦁ Malut United: 9 tembakan, 6 on target, 3 gol → Efektivitas 50%, mencetak 1 gol setiap 2 tembakan tepat sasaran.
⦁ Persija Jakarta & Arema FC: Konversi peluang di atas 50%, menjadi tim paling efisien di pekan ini.
Gol-gol yang tercipta di masa injury time bukan hanya sekadar hiburan penutup laga, tetapi juga menjadi penentu hasil akhir. Ada lima gol telat di pekan ini yang berdampak langsung pada skor akhir:
⦁ Allano (Persija) – Menit 90+2 vs Persita (skor akhir 4-0).
⦁ Luquinhas (PSBS) – Menit 90+6 vs Arema (skor akhir 1-4).
⦁ Carlos Franca (Persijap) – Menit 90+9 vs PSM (skor akhir 1-1).
⦁ Ezequiel Vidal (PSIM) – Menit 90+2 vs Persebaya (skor akhir 1-0).
⦁ Boris Kopitovic (Bali United) – Menit 90+6 vs Persik (skor akhir 1-1).
Pekan pertama BRI Super League 2025/26 sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa musim ini akan dipenuhi drama dan kejutan.
Tim-tim yang efektif di depan gawang akan meraih hasil positif, sementara yang boros peluang harus segera memperbaiki penyelesaian akhir. Gol-gol injury time menjadi bukti bahwa fokus hingga detik terakhir adalah kunci untuk meraih poin.
Dengan tensi kompetisi yang sudah tinggi sejak pekan pembuka, para penggemar sepak bola Tanah Air bisa menantikan pertandingan-pertandingan berikutnya yang tak kalah sengit dan penuh emosi.