SERAYUNEWS- Asosiasi guru sejarah Indonesia atau AGSI, mendorong pemerintah agar dapat mengusulkan rancangan undang-undang RUU Kesejarahan. Presiden AGSI, Sumardiansyah Perdana Kusuma, menyampaikan hal tersebut saat webinar AGSI Jawa Tengah, Kamis (14/12/2023).
“Pencanangan Hari Sejarah Nasional, sudah sejak tahun 2015 silam. Peringatannya setiap tanggal 14 Desember. Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) menjadikan momen tersebut, untuk mengarus utamakan sejarah dengan mendorong lahirnya RUU Kesejarahan. Selain itu juga memasukkan frase sejarah, dalam UU Sisdiknas, serta menghidupkan kembali Direktorat Sejarah,” kata Sumardiansyah.
AGSI terus mendorong frase sejarah, masuk dalam UU Sisdiknas ke depannya. Dengan masuk UU Sisdiknas, ada jaminan semua siswa mendapatkan pelajaran sejarah di semua jenjang.
“Bahaya bagi bangsa, jika warganya tidak mendapatkan pemahaman tentang official history. Bisa hancur bangsa yang tidak mengenal sejarahnya sendiri,” katanya.
Budayawan Indonesia, Nunus Supardi mengatakan, sejak Indonesia Merdeka, Bung Karno selalu menempatkan sejarah pada posisi penting. Bahkan, ada lembaga khusus yang membidangi sejarah.
“Mulai 2017 sejak lahir UU Pemajuan Kebudayaan, justru Direktorat Sejarah hilang. Yang ada semua Direktorat terkait kebudayaan. Saya rasa ini sesuatu kebijakan yang ahistoris,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan, pembelajaran sejarah sangat penting membentuk karakter siswa. Apa lagi dengan kisah-kisah inspiratif sejarah.
“Saya dulu sampai hafal satu buku PSPB, karena sejarah sangat penting bagi bangsa ini,” katanya.