
SERAYUNEWS – Sebanyak 69 jiwa dari 20 rumah di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, harus mengungsi akibat ancaman longsor susulan di area tambang milik PT Sinar Tambang Artha Lestari (STAR). Lokasi tambang tersebut, sebagai sumber bahan baku Semen Bima.
Langkah evakuasi dilakukan sejak Jumat (31/10/2025) sebagai tindakan antisipatif setelah muncul retakan tanah baru selebar sekitar 10 sentimeter yang menjulur ke arah bawah di lempeng bagian timur, tepat di sekitar lokasi longsor sebelumnya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas), Andi Risdianto, mengonfirmasi bahwa kondisi lereng masih labil dan berpotensi longsor kembali. Pihaknya kini fokus pada penataan lereng untuk menekan risiko bencana lanjutan.
“Cuaca hujan memperbesar risiko. Warga kami ungsikan ke tempat aman, sebagian tinggal di rumah kerabat dan sebagian menyewa rumah di sekitar Darmakradenan,” ujar Andi.
Menurutnya, evakuasi dilakukan dengan dukungan pemerintah desa dan aparat TNI-Polri untuk memastikan keselamatan warga di zona merah.
Ancaman ini muncul beberapa hari setelah longsor pertama pada Minggu (26/10/2025) di area tambang yang sama. Peristiwa itu merusak tiga rumah warga di Grumbul Pegawulan Tengah, RT 03 RW 01.
Tiga rumah yang terdampak adalah milik Aris Setiawan (32), Sartono (75), dan Erwin Baharudin (48).
Satu rumah rusak berat karena tertimbun material longsor, sementara dua lainnya mengalami kerusakan sedang.
Total 11 jiwa dari tiga kepala keluarga terdampak pada kejadian pertama, dengan kerugian material mencapai ratusan juta rupiah.
Andi menambahkan bahwa warga dari tiga rumah yang rusak tersebut termasuk dalam 69 jiwa yang kini diungsikan.
“Penghuni 20 rumah yang diungsikan termasuk ketiga rumah yang terdampak. Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak PT STAR yang menyatakan kesanggupan untuk bertanggung jawab penuh atas kejadian ini,” kata Andi.
BPBD Banyumas juga meminta PT STAR untuk memperkuat sistem keamanan tambang, menata kembali lereng, dan menghentikan aktivitas sementara di area rawan longsor hingga kondisi benar-benar aman.
Sejumlah warga berharap ada relokasi permanen jika kondisi tidak membaik dalam waktu dekat. Pemerintah daerah berjanji akan meninjau kebutuhan bantuan logistik, trauma healing, serta dukungan untuk pemulihan rumah warga yang terdampak.