SERAYUNEWS – LSI Denny JA baru saja merilis hasil survei dan secara mengejutkan hasilnya menempatkan Paslon 01 Anies-Muhaimin bertengger di posisi kedua (25,3%) melampaui Ganjar-Mahfud (22,9%). Prabowo-Gibran kokoh di posisi pertama (43,3%).
Padahal hasil survei lembaga ini pada bulan Oktober lalu masih menempatkan Anies-Muhaimin pada posisi buncit (14,5%), jauh dibawah Ganjar-Mahfud yang mendapatkan 37.9% dan Prabowo-Gibran yang tetap dipuncak (39,8%).
Kenaikan hasil survei ini perlahan membuktikan pendapat sebagaian pengamat, bahwa Anies menjadi kuda hitam Pilpres 2024.
“Survei-survei tersebut selalunya menempatkan Prabowo dan Ganjar menjadi kuda pacu di depan dengan selalu bergantian memimpin survei, dan Pak Anies menjadi kuda hitam,” kata Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Indra Fauzan (21/10/2023).
pakar politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ridho Al Hamdi, berpendapat serupa, “Kalau memang dia (Anies) surveinya rendah harusnya yang lain tidak takut tapi kenapa masih ditakuti. Ini menunjukan Anis memang bisa jadi kuda hitam atau pihak yang membahayakan karena memiliki sesuatu yang memang dikehendaki oleh rakyat,” (26/08/2023).
Kusa hitam, istilah yang ada sejak abad ke-19. Dikisahkan, ada orang di Amerika berkeliling dengan menunggang kuda berwarna hitam yang tampak biasa-biasa saja.
Siapa sangka, ternyata kuda hitam ini mampu berlari lebih cepat dibanding kuda-kuda lainnya. Berbagai perlombaan dimenanginya.
Kisah ini yang kemudian ditulis oleh Perdana Menteri Inggris Kisah tersebut kemudian ditulis oleh Perdana Menteri Inggris yang juga merupakan seorang penulis, Benjamin Disraeli (1804-1881).
Dalam novelnya yang berjudul The Young Duke pada 1831, Disraeli menulis, “Seekor kuda hitam yang tidak pernah terpikirkan, dan yang bahkan tidak pernah diamati oleh St James, bergegas melewati tribune dalam kemenangan besar.”
Sejak itu istilah kuda hitam dipergunakan