SERAYUNEWS – Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) kembali digulirkan pemerintah di tahun 2025. Lantas, apakah akan cair lagi?
Pasalnya, bantuan ini menyasar pekerja bergaji rendah untuk menjaga daya beli di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan.
Pencairan BSU tahun ini berlangsung selama dua bulan, yaitu Juni dan Juli 2025, dengan total bantuan sebesar Rp600 ribu per pekerja.
Penyaluran ini berjalan cukup efektif dan mencakup jutaan penerima. Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah: apakah BSU 2025 akan cair lagi di sisa tahun ini?
Tidak semua pekerja otomatis mendapatkan BSU. Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi, sebagaimana diatur dalam Permenaker Nomor 5 Tahun 2025:
Dengan aturan ini, bantuan dipastikan hanya sampai ke kelompok pekerja yang memang membutuhkan.
Anda bisa mengecek apakah termasuk penerima BSU 2025 dengan cara berikut:
1. Melalui BPJS Ketenagakerjaan
2. Melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)
Per 25 Agustus 2025, pemerintah memang belum mengeluarkan pengumuman resmi mengenai pencairan tahap berikutnya.
Sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2025, BSU hanya dijadwalkan untuk dua bulan pertama tadi.
Meski begitu, Kementerian Keuangan memberi sinyal kemungkinan BSU dilanjutkan.
Seorang analis kebijakan di Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal menyebut bahwa karena program ini terbukti efektif, pemerintah sedang mempertimbangkan penyaluran lagi untuk kuartal III dan IV.
Artinya, peluang pencairan tambahan di sisa tahun ini cukup besar, meski semua masih bergantung pada keputusan akhir pemerintah terkait alokasi anggaran.
Kedua kanal resmi ini bisa diakses kapan saja, jadi Anda tidak perlu menunggu pemberitahuan manual dari perusahaan.
BSU bukan sekadar dana bantuan sekali cair, tetapi menjadi penopang bagi pekerja dengan penghasilan rendah.
Tambahan Rp600 ribu bisa menutup kebutuhan harian, membayar cicilan, hingga biaya pendidikan anak.
Di sisi lain, BSU juga punya peran strategis menjaga konsumsi rumah tangga.
Ketika pekerja punya daya beli, roda ekonomi tetap berputar meski tekanan ekonomi global masih terasa.
Inilah sebabnya pemerintah menilai program ini cukup efektif dan layak dipertimbangkan untuk dilanjutkan.***