Purbalingga, serayunews.com
“Keramik di Museum Soegarda ini beragam. Ada yang berasal dari era Dinasti Ming, keramik Vietnam sampai jenis earthenware. Dari seluruh koleksi, secara pribadi saya suka lihat wadah besar yang berusia tua dengan motif pecah seribu,” ungkap Ketua Tim Kajian, Agra Bayu Rahadi, S.S, M.A, Sabtu (3/12/2022).
Agra menjelaskan, melalui pengkajian ini akan diketahui lebih detail mengenai asal, motif, warna, gaya, bahan sampai era dari suatu keramik. Data itu, tentu saja dapat memperkaya pengetahuan, baik bagi pengelola maupun utamanya pengunjung museum.
Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja memiliki 104 keramik. Yang mana, dua di antaranya masih berstatus calon koleksi. Karena baru dihibahkan oleh masyarakat.
Hibah koleksi kepada museum di utara Alun-alun Purbalingga ini menjadi pertanda positif bahwa masyarakat semakin peduli untuk menyumbangkan koleksinya guna kepentingan pengetahuan.
Humas Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja, Puji Sulistianto menjelaskan, analisis dari tim kajian dari Yogyakarta ini penting untuk memastikan informasi detail mengenai koleksi keramik di Museum Soegarda.
“Selama ini, informasi keramik yang dimiliki baru sebatas dugaan jika keramik ini berasal dari Cina dan Eropa,” kata pria yang karib disapa Aan itu.
Apalagi, menurut Aan, koleksi keramik ini selalu mampu menarik perhatian orang yang datang ke museum. Pengunjung tertarik dengan koleksi keramik karena faktor ragam motif dan bentuknya yang estetik serta unsur nostalgia yang berkaitan dengan kenangan para pengunjung.
Hasil analisis dari tim kajian ini, akan menjadi tambahan informasi mengenai koleksi keramik di Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja. Dengan demikian, pengunjung akan mendapatkan informasi mengenai suatu koleksi, selengkap mungkin.
“Dan tentu saja, data dari analisis ini akan membantu pengelola Museum Soegarda untuk mengklasifikasikan koleksi serta memudahkan proses penataannya,” kata Aan.
Kegiatan kajian koleksi bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik Museum dan Taman Budaya 2022. Yang mana, proses pengkajian oleh tim ahli tersebut berlangsung dari Oktober sampai November 2022.