SERAYUNEWS– Ketua Umum Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional, Agus Haryanto mendesak adanya gencatan senjata dalam konflik Israel-Palestina. Pasalnya pertempuran di Gaza telah menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan jatuhnya banyak nyawa.
“Menyikapi situasi di Gaza saat ini, kami kembali menegaskan beberapa hal. Pentingnya segera gencatan senjata segera,” ungkap Kepala Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed Purwokerto dalam keterangannya, Rabu (15/11/2023).
Dia menjelaskan, saat ini korban atas konflik tersebut telah mencapai lebih dari 11.500 nyawa. Hal ini sudah seharusnya membuat dunia bergerak untuk mendesak kedua belah pihak mengambil opsi gencatan senjata. “Saat ini telah ada beberapa upaya dari mediator seperti Qatar yang kita tunggu hasilnya,” jelasnya.
Pihaknya juga mendesak agar dibukanya pintu Rafah. Hal itu karena pintu tersebut menjadi akses kemanusiaan, baik distribusi makanan, air minum, obat-obatan, dan bahan bakar. “Saat ini krisis kemanusiaan sudah membuat rakyat Palestina sangat menderita,” beber Agus Haryanto.
Dikatakan, jika akses kemanusiaan ini tidak dibuka, pihaknya sangat mengkhawatirkan akan ada lebih banyak korban yang berjatuhan. Pihaknya tak menginginkan jumlah korban akan bertambah semakin banyak. Saat ini korban masyarakat sipil sudah berjatuhan. Bahkan, perempuan dan anak-anak pun turut menjadi korban.
Pihaknya sangat mendukung pemerintah Indonesia yang tengah mengupayakan penghentian penggunaan senjata dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. “Usulan two state solutions perlu mendapatkan kajian mendalam agar dunia mendapatkan solusi yang lebih permanen,” beber dia.
Selain itu, pihaknya juga mendukung inisiatif Pemerintah Indonesia dan komunitas internasional dalam mobilisasi bantuan, baik dalam dimensi moral maupun material. Ini untuk memberikan perlindungan serta asistensi substantif kepada masyarakat sipil yang terkena dampak.
Pihaknya mengajak ke seluruh warga Indonesia, dengan tekad bulat bersatu padu dan berkomitmen mendukung mendukung aspirasi kemerdekaan bangsa Palestina. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 yang menolak setiap bentuk penjajahan.