SERAYUNEWS – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sumpiuh mengalami kerusakan parah pada bagian atap. Kondisi ini menghambat proses pengelolaan sampah dan menimbulkan bau semakin menyengat, terutama saat hujan deras.
Ketua TPST Sumpiuh, Aris Widarto (54), mengatakan hujan yang mengguyur menyebabkan air masuk ke dalam hanggar dan membasahi tumpukan sampah.
“Kalau hujan, air masuk semua. Sampah jadi lembek dan makin bau,” ujar Aris, Kamis (28/8/2025).
TPST yang berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan, Kecamatan Sumpiuh, menampung sampah dari tiga kecamatan: Sumpiuh, Tambak, dan Kemranjen.
Dalam sehari, rata-rata sampah yang masuk mencapai 30–35 meter kubik, padahal kapasitas pengolahan hanya sekitar 25 meter kubik.
“Kadang kalau mesin rusak, ya kita break. Tidak bisa semua diolah. Jadi menumpuk,” kata Aris yang juga Koordinator KSM Sumpiuh.
Sejumlah fasilitas sebenarnya tersedia di TPST, seperti mesin pencacah plastik, mesin pembuat pelet, kolam lele, dan kandang maggot.
Namun, semua tidak berjalan maksimal karena atap hanggar rusak berat sejak lebih dari setahun terakhir.
Proyek budidaya maggot bahkan sempat terhenti. Padahal, maggot berfungsi ganda: solusi sampah organik sekaligus sumber pakan ternak mandiri.
“Kalau atap sudah diperbaiki, kami akan mulai lagi. Kalau stok maggot banyak, bisa dibuat pelet untuk menopang budidaya lele, ayam petelur, dan bebek,” jelas Aris.
Meski kondisi serba terbatas, masih ada 33 pekerja yang bertahan. Mereka terdiri dari 26 laki-laki dan 7 perempuan, mayoritas warga sekitar.
Para pekerja perempuan, sebagian besar ibu rumah tangga, hanya menerima gaji Rp1,1 juta per bulan, sedangkan pekerja laki-laki Rp1,4 juta.
“Rencananya nanti dinaikkan. Perempuan jadi Rp1,3 juta, laki-laki Rp1,6 juta. Harapan kami sih ke depan bisa sesuai UMK,” kata Aris.
Aris menambahkan, pihaknya mendapat informasi bahwa anggaran perbaikan atap hanggar akan dimasukkan dalam perubahan APBD tahun ini.
“Kami sangat menunggu. Kalau atap selesai, semuanya bisa jalan lagi. Maggot, pelet, lele, dan rencana ternak lainnya bisa dikembangkan,” ujarnya.