SERAYUNEWS – Belakangan ini, menyarakat ramai membicarakan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang merupakan sebuah iuran untuk pembiayaan tempat tinggal bagi para pekerja.
Kebijakan baru ini sontak mencuri perhatian banyak orang, terutama para pekerja. Sebab, Tapera akan memotong gaji karyawan setiap bulannya sebesar 3% dari total gaji mereka.
Seperti halnya kebijakan baru lainnya, Tapera memicu beragam tanggapan, baik pro maupun kontra.
Meskipun menuai pro dan kontra, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, seperti halnya BPJS Kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Jokowi.
Kebijakan Tapera telah memunculkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Banyak yang merasa keberatan dengan potongan gaji tersebut, namun ada juga yang melihat potensi manfaat jangka panjang dari kebijakan ini.
Presiden Jokowi turut memberikan tanggapan terkait pro dan kontra yang muncul. Ia juga tidak memungkiri bahwa akan ada masyarakat yang setuju dan tidak setuju.
Menurut Presiden, wajar jika sebuah kebijakan baru menuai berbagai reaksi sebelum diterapkan. Jokowi mengingatkan bahwa hal serupa pernah terjadi saat awal mula diterapkannya BPJS Kesehatan.
“Kalau belum (berjalan) biasanya pro dan kontra,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 27 Mei 2024.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pada awal penerapan BPJS Kesehatan, banyak masyarakat yang merasa kebijakan tersebut memberatkan.
Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai merasakan manfaatnya. Ia yakin bahwa Tapera juga akan memberikan keuntungan serupa.
“Biasa dalam kebijakan baru itu pasti masyarakat juga ikut berhitung, mampu atau tidak mampu, berat atau tidak berat,” ujarnya.
“Setelah berjalan, saya kira merasakan manfaatnya. Rumah sakit tidak dipungut biaya, hal-hal seperti itu yang akan dirasakan (masyarakat) setelah berjalan.” kata Jokowi.***