SERAYUNEWS – Itikaf adalah ibadah dengan cara berdiam di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Lantas, apa saja hal yang membatalkan itikaf?
Biasanya, itikaf berlangsung pada sepuluh hari terakhir Ramadan, meskipun bisa juga di waktu lain.
Selama menjalankan itikaf, seseorang sebaiknya memperbanyak ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa.
Namun, penting untuk memahami apa saja yang dapat membatalkan itikaf serta bagaimana cara tidur selama menjalankannya.
Agar ibadah itikaf tetap sah, ada beberapa hal yang perlu dihindari. Jika seseorang melanggar salah satu dari ketentuan berikut, itikafnya bisa dianggap batal.
1. Berhubungan Suami-Istri
Salah satu yang paling jelas membatalkan itikaf adalah melakukan hubungan suami-istri.
“Tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Dari ayat ini, jelas bahwa selama itikaf, seseorang harus menjaga kesucian ibadahnya dan menahan diri dari hubungan intim dengan pasangan.
2. Keluar Masjid tanpa Alasan yang Diperbolehkan
Meninggalkan masjid tanpa alasan yang mendesak atau tidak boleh dalam syariat akan membatalkan itikaf.
Namun, jika keluar untuk kebutuhan yang tidak bisa ditunda, seperti buang air, mandi wajib, atau mengambil makanan, itu tidak membatalkan itikaf.
3. Meninggalkan Masjid untuk Kewajiban yang Bisa Ditunda
Jika seseorang keluar dari masjid untuk memenuhi kewajiban yang sebenarnya bisa dilakukan setelah itikaf selesai, maka itikafnya batal.
Contohnya adalah menghadiri pertemuan yang tidak mendesak atau menghadiri acara yang tidak berkaitan dengan ibadah.
4. Gila atau Hilang Kesadaran
Jika seseorang kehilangan kesadaran akibat gila, mabuk, atau pingsan dalam waktu yang lama, itikaf batal.
Orang harus melakukan itikaf dalam keadaan sadar dan mampu menjalankan ibadah.
5. Haid atau Nifas
Bagi perempuan, datangnya haid atau nifas menyebabkan itikaf batal karena tidak boleh berdiam diri di masjid dalam keadaan tersebut.
6. Murtad (Keluar dari Islam)
Jika seseorang meninggalkan Islam selama itikaf, seluruh ibadahnya otomatis batal, termasuk itikaf.
Tidur adalah kebutuhan alami manusia dan boleh dilakukan selama itikaf. Namun, ada beberapa adab untuk menjaga kesucian masjid dan kenyamanan jamaah lain.
1. Menjaga Kebersihan Masjid
Saat tidur di masjid, pastikan area tempat tidur tetap bersih dan tidak mengganggu jamaah lain.
Gunakan alas tidur seperti tikar atau kain agar tidak langsung bersentuhan dengan lantai masjid.
2. Memakai Pakaian yang Sopan
Tetap menjaga aurat saat tidur adalah hal penting dalam itikaf. Gunakan pakaian yang longgar dan sopan agar tetap menghormati suasana ibadah di masjid.
3. Tidak Tidur Berlebihan
Meskipun tidur tidak membatalkan itikaf, jangan sampai waktu tidur menghabiskan sebagian besar waktu itikaf.
Manfaatkan momen ini untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Memilih Posisi Tidur yang Nyaman dan Sopan
Jika memungkinkan, tidur dengan posisi yang tidak mengganggu jamaah lain. Hindari tidur dengan posisi terlalu terbuka atau dalam keadaan yang kurang pantas di tempat ibadah.
Kesimpulan
Menjalankan itikaf membutuhkan kesungguhan dan pemahaman mengenai aturan-aturannya. Untuk menjaga keabsahan itikaf, hindarilah hal-hal yang dapat membatalkannya.
Misalnya, seperti keluar masjid tanpa alasan yang dibolehkan, berhubungan suami-istri, atau mengalami kondisi yang menghilangkan kesadaran.
Selain itu, tidur selama itikaf boleh asalkan tetap memperhatikan kebersihan dan adab di masjid.
Dengan memahami aturan ini, ibadah itikaf yang Anda jalankan bisa lebih khusyuk dan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. ***