SERAYUNEWS-Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terus melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan perekonomian yang dimulai dari tingkat bawah. Untuk itu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki peran penting dalam peningkatan ekonomi lokal.
Hal ini diungkapkan Bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana saat memberikan materi Workshop terkait Tata Kelola BUMDes dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan desa di Sasana Bhakti Praja, Banjarnegara Jumat (16/5/2025).
Menurutnya, peranan BUMDes dalam peningkatan ekonomi sangat besar. Sehingga, keberadaan BUMDes harus dapat membantu mengembangkan potensi ekonomi desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
“BUMDes harus memiliki peran krusial dalam meningkatkan ekonomi lokal, tentunya dengan memanfaatkan potensi desa, seperti pariwisata, pertanian, perikanan dan perkebunan atau potensi lokal lain yang bisa dikembangkan di setiap desa,” katanya.
Dikatakannya, agar pelaksanaan kegiatan usaha ini berjalan dengan baik, maka BUMDes harus mampu melakukan kolaborasi. Bahkan, ke depan BUMDes dapat bersinergi dengan koperasi desa, sehingga pembangunan dan pemberdayaan potensi yang ada di desa dapat berjalan dengan baik.
Bupati Amalia juga mengatakan jika Pemkab Banjarnegara akan hadir mendampingi setiap langkah dari masing-masing desa, karena dalam pelaksanaannya tidak bisa memukul rata untuk melakukan kesamaan potensi dari jenis masing-masing BUMDes.
“Setiap desa itu memiliki potensi yang berbeda-beda, baik dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun budaya. Jadi BUMDes perlu melakukan pemetaan potensi lokal untuk menentukan jenis usaha yang paling tepat dan berpotensi sukses,” katanya.
Tak hanya itu, dalam pelaksanaanya, pemerintah juga akan melakukan pendampingan pada setiap BUMDes untuk dapat mengenali, menggali serta mengembangkan potensi yang ada di wilayah masing-masing.
Untuk itu, BUMDes harus mampu melakukan inovasi, kreatif, serta membaca peluang dalam mengelola potensi desa, tidak hanya pada satu jenis usaha, tetapi mengembangkan yang lebih besar lagi.
“Diversifikasi usaha BUMDes itu bisa meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Inspektur Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan, Workshop Tata Kelola BUMDes dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan desa diikuti 266 desa yang dibagi 7 angkatan. Setiap desa mengikutkan kepala desa dan ketua BUMDes.
Salah satu tujuan dari workshop ini kata agung adalah untuk memastikan pengelolaan BUMDes sesuai dengan regulasi yang ada. “Kami menghadirkan salah satu nara sumber yaitu Best practice BUMDes dari salah satu BUMDes yang ada di Jawa Tengah dan DIY yang sudah berhasil dan sudah beromset Milliaran rupiah,” kata Agung.
Ia berharap Workshop Tata Kelola BUMDes menghasilkan pengetahuan tidak hanya dari sisi regulasi teori namun juga ada best practice.
Untuk memastikan pemahaman peserta terkait pengelolaan BUMDes, di sesi terakhir pihaknya mengadakan studi kasus yang kemudian di diskusikan oleh masing-masing peserta dalam kelompok dan kemudian di paparkan.
Ia berharap best Practice pada Workshop Tata Kelola BUMDes ini bisa menjadi referensi para kepala Desa dan Ketua BUMDes bahwa ternyata ada BUMDes yang sudah berhasil. “Kami berharap Best Practice BUMDes bisa menjadi percontohan semua desa, ini menjadi menjadi kesempatan semua desa tinggal nanti antara kemauan, SDM, perencanaan dan analisa yang matang untuk menjadi BUMDes yang maju. Di sinilah maksud workshop ini kami selenggarakan,” katanya.